Pemkab Kulon Progo lepas benih unggul bawang merah Siem ke pasar
28 Oktober 2019 07:05 WIB
Petani di Desa Srikayangan, Kabupaten Kulon Progo, memanen bawang merah. Produk bawang merah di Kulon Progo memiliki kualitas bagus, yakni daging tebal. Kemudian umur bawang merah yang pendak, hanya 55 hari hingga 65 hari. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan segera melepas benih unggul bawang merah Siem ke pasar, setelah sebelumnya melepas varietas bawang merah Srikayang
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Senin, mengatakan Kulon Progo memiliki varietas bawang merah unggulan yaitu bawang merah Srikayang yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian dan selanjutnya juga ada bawang merah Siem yang akan menjadi unggulan dari Kulon Progo.
Baca juga: Petani bawang merah di Kulon Progo panen raya
"Kita di Kulon Progo punya varietas bawang merah unggul yang pertama Srikayang yang sudah dilepas Menteri Pertanian menjadi varietas unggul nasional. Kemudian saat ini ada varietas unggul bawang Siem yang tahapnya sedang kami proses untuk dilepas menjadi varietas unggul nasional," kata Aris Nugraha.
Ia mengharapkan Kulon Progo memiliki dua varietas bawah merah unggul, nantinya selain panen wujud konsumsi bisa wujud benih yang nilai ekonomisnya lebih tinggi.
"Untuk pemasarannya sendiri sekarang sudah online sehingga lebih bisa menjangkau masyarakat luas," katanya.
Aris juga menambahkan luas lahan pertanian bawang merah saat ini semakin meningkat. Pada 2018 luas lahannya hanya 576 hektare, tetapi sampai bulan Oktober ini sudah meningkat 140 hektare.
"Semoga lahan pertaniannya semakin meningkat dan ada bantuan sumur agar fasilitas penanaman terpenuhi sehingga hasilnya maksimal," harapnya.
Baca juga: Kementan kembangkan bawang merah di Tapanuli Selatan
Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan bahwa potensi untuk menaikkan nilai ekonomi bawang merah bisa dilakukan dengan tiga cara yakni membuat inovasi baru, kedua membuat sistem lelang bawang terakhir menunda masa penjualan bawang merah.
Menurut dia, harus ada inovasi berupa cara-cara baru dan nilai-nilai baru di antaranya mengembangkan penanaman bawang tidak lagi menggunakan umbi tetapi dengan menggunakan benih.
"Selain itu menjual barang dengan sistem lelang yang terakhir menjual bawang merah bukan di saat masa panen agar harganya bisa lebih tinggi," kata Bambang.
Baca juga: Konsumsi bawang bisa kurangi risiko kena kanker payudara
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Senin, mengatakan Kulon Progo memiliki varietas bawang merah unggulan yaitu bawang merah Srikayang yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian dan selanjutnya juga ada bawang merah Siem yang akan menjadi unggulan dari Kulon Progo.
Baca juga: Petani bawang merah di Kulon Progo panen raya
"Kita di Kulon Progo punya varietas bawang merah unggul yang pertama Srikayang yang sudah dilepas Menteri Pertanian menjadi varietas unggul nasional. Kemudian saat ini ada varietas unggul bawang Siem yang tahapnya sedang kami proses untuk dilepas menjadi varietas unggul nasional," kata Aris Nugraha.
Ia mengharapkan Kulon Progo memiliki dua varietas bawah merah unggul, nantinya selain panen wujud konsumsi bisa wujud benih yang nilai ekonomisnya lebih tinggi.
"Untuk pemasarannya sendiri sekarang sudah online sehingga lebih bisa menjangkau masyarakat luas," katanya.
Aris juga menambahkan luas lahan pertanian bawang merah saat ini semakin meningkat. Pada 2018 luas lahannya hanya 576 hektare, tetapi sampai bulan Oktober ini sudah meningkat 140 hektare.
"Semoga lahan pertaniannya semakin meningkat dan ada bantuan sumur agar fasilitas penanaman terpenuhi sehingga hasilnya maksimal," harapnya.
Baca juga: Kementan kembangkan bawang merah di Tapanuli Selatan
Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan bahwa potensi untuk menaikkan nilai ekonomi bawang merah bisa dilakukan dengan tiga cara yakni membuat inovasi baru, kedua membuat sistem lelang bawang terakhir menunda masa penjualan bawang merah.
Menurut dia, harus ada inovasi berupa cara-cara baru dan nilai-nilai baru di antaranya mengembangkan penanaman bawang tidak lagi menggunakan umbi tetapi dengan menggunakan benih.
"Selain itu menjual barang dengan sistem lelang yang terakhir menjual bawang merah bukan di saat masa panen agar harganya bisa lebih tinggi," kata Bambang.
Baca juga: Konsumsi bawang bisa kurangi risiko kena kanker payudara
Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: