Oka Sulaksana Akhiri Perjuangan di Peringkat 27
20 Agustus 2008 04:15 WIB
Beijing,(ANTARA News) - Peselancar Indonesia, Oka Sulaksana, mengakhiri perjuangan di Olimpiade 2008 Beijing dengan menempati peringkat 27 dari total 35 peserta setelah pada race sepuluh nomor RS:X, menempati peringkat 16 yang merupakan pencapaian terbaiknya di pantai Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa.
Meski nomor RS:X putra tersebut masih akan dipertandingkan pada hari terakhir, Rabu (20/8) yang merupakan penentuan juara, Oka tidak akan tampil lagi karena race terakhir tersebut hanya diikuti sepuluh peserta terbaik.
Oka yang sebelumnya menargetkan peringkat sepuluh tersebut, mencatat total nilai 225, mengungguli atlet Belarusia Mikalai Zhukavets (229) dan Carlos Julio Flores Perez dari Venezuela (232).
Urutan teratas ditempati oleh atlet Perancis Julien Bontempts, peringkat sembilan di Olimpiade Athena 2004 yang meraih nilai 45, disusul atlet Inggris Nick Dempsey dan Tom Ashley (Selandia Baru) yang sama-sama meraih nilai 46.
Menurut pelatih I Wayan Sujana yang dihubungi dari Beijing, Oka berhasil mencatat hasil terbaik pada race terakhir itu karena peselancar senior itu sudah mulai menemukan irama dengan peralatan RSX yang merupakan nomor baru baginya.
"Oka sebelumya lebih menguasai nomor mistral yang sudah 12 tahun digelutinya. Tapi di nomor RSX tersebut, ia secara perlahan sudah mulai menemukan irama, meski sudah terlambat," kata I Wayan.
Meski penutupan Olimpiade Beijing baru akan berlangsung Minggu (24/8) mendatang, I Wayan mengatakan bahwa ia bersama Oka akan langsung kembali ke Tanah Air, Rabu (20/8) karena akan merayakan Hari Raya Galungan.
"Saya dan Oka tidak sempat jalan-jalan menikmati tempat-tempat pariwisata di Cina karena waktu lebih banyak dihabiskan di lokasi pertandingan. Kalau pun ada waktu senggang, kami paling hanya jalan-jalan sebentar di kota karena kami harus konsentrasi pada pertandingan," kata I Wayan.
Mengenai menurunnya grafik prestasi Oka yang sudah tampil sejak Olimpiade 1996 Atlanta itu, Wayan mengatakan bahwa hal itu tidak terlepas dari tidak dipertandingkannya lagi nomor mistral yang selama ini menjadi spesialis Oka.
Sejak menempati peringkat ke-11 di nomor mistral pada Olimpiade Atlanta 1996, Oka terus memperlihatkan prestasi yang menurun dengan menempati urutan ke-13 di Olimpiade 2000 Sydney dan peringkat 15 di Olimpiade 2004 Athena.
Wayan mengatakan, Oka tidak bisa memfokuskan diri di nomor RS:X ini karena sebelumnya selalu bertanding di nomor mistral. Ia sebelumnya memang tampil di nomor RSX saat mengikuti kualifikasi Olimpiade di Selandia Baru, tapi pada PON 2008 lalu, kembali bertanding di nomor mistral saat memperkuat Bali.
"Meski Oka sampai saat ini hanya menempati peringkat 27, saya tidak merasa kecil hati karena Oka yang hanya mempersiapkan diri selama dua minggu, bisa mengungguli mereka yang sudah menggunakan nomor RSX selama empat tahun," kata I Wayan sambil menambahkan bahwa untuk menguasai nomor tersebut, diperlukan waktu tidak kurang dari dua tahun.
Tiba di Tanah Air
Meskipun Olimpiade Beijing baru akan berakhir pada Minggu (24/8), kontingen Indonesia sudah kembali lagi ke Tanah Air dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa malam.
Kontingen Indonesia yang baru kembali dari Beijing itu terdiri dari atlet-atlet bulutangkis dan atletik, yang dipimpin Chef de Mission Rosihan Arsyad.
Atlet-atlet dari cabang lainnya sudah lebih dulu kembali ke Tanah Air beberapa hari lalu.
Hanya satu atlet lagi yang belum kembali yakni peselancar Oka Sulaksana yang baru menyelesaikan lomba pada nomor selancar angin RS:X putra, Selasa.
Rosihan Arsyad kepada wartawan menyatakan kontingen Indonesia telah mencapai sasaran di arena Olimpiade Beijing itu.
"Kami mencapai sasaran di Olimpiade kali ini dengan mempertahankan tradisi medali emas," katanya.
Ditanya soal bonus, Rosihan mengatakan besarnya bonus untuk peraih medali emas adalah Rp1 miliar, sementara perak Rp500 juta dan perunggu Rp300 juta.
Kontingen Indonesia yang mengirim 24 atlet dari tujuh cabang olahraga, dipastikan tidak mengikuti defile upacara penutupan Olimpiade 2008 Beijing pada Minggu (24/8) karena seluruh atlet telah kembali ke Tanah Air.
Atlet terakhir yang masih tersisa peselancar Oka Sulaksana dan pelatihnya I Wayan Sujana yang menurut rencana juga akan pulang ke kampung halaman di Bali, Rabu (20/8).
Menurut Kepada Bidang Penerangan KBRI Beijing, Rosmalawati Chalid, kontingen Indonesia yang tersisa hanya tiga atau empat orang ofisial yang bertugas untuk menyelesaikan masalah administrasi kontingen selama mengikuti Olimpiade yang berlangsung sejak 8 Agustus lalu.
"Kontingen Indonesia dipastikan tidak ikut upacara penutupan karena menurut KONI, acara defile penutupan biasanya tidak berdasarkan negara, tapi berdasarkan cabang olahraga," kata Rosmalawati.
Pihak KONI menurut Rosmalawati juga belum mengetahui format upacara penutupan karena seperti pada upacara pembukaan yang berlangsung spektakuler, panitia masih belum mengumumkan kepada publik seputar atraksi yang akan mereka tampilkan.
Indonesia berhasil mempertahankan tradisi medali emas yang sudah berlangsung sejak Olimpiade 1992 Barcelona, melalui ganda putra bulutangkis Markis Kido dan Hendra Setiawan.
Selain emas, Indonesia juga membawa pulang medali perak melalui ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir, serta tiga perunggu melalui Maria Kristin Yulianti (bulutangkis tunggal putri) serta Triyatno dan Eko Yuli Irawan (angka besi).
Perolehan medali tersebut membuat Indonesia untuk sementara menempati peringkat 34 dan merupakan kontingen terbaik untuk wilayah Asia Tenggara.
Tuan rumah Cina masih memimpin dengan 43 emas, 14 perak, dan 19 perunggu, diikuti Amerika Serikat dengan 26 emas, 26 perak, dan 27 perunggu, dan Inggris dengan 16 emas, sembilan perak, dan delapan perunggu.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008
Tags: