Jakarta (ANTARA) - Marc Marquez mengungkapkan dirinya membuat sejumlah manuver krusial sebelum menjuarai Grand Prix Australia di Sirkuit Phillip Island, Minggu.

Pebalap asal Spanyol dari tim Repsol Honda itu menunggu hingga lap terakhir untuk menyalip pimpinan lomba, Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha MotoGP) di lintasan lurus utama trek.

Namun sial, Vinales yang berusaha meraih kembali posisinya justru terjatuh jelang finis dan gagal mengulangi kejayaannya di GP Australia tahun lalu.

Baca juga: Menang dramatis atas Vinales, Marquez juarai GP Australia

"Hari ini pebalap tercepat di trek adalah Maverick... aku tahu sebelum lomba jika 5-6 lap awal adalah krusial di mana ia sangat menekan dengan waktu dibawah 1,29. Itu adalah waktuku di kualifikasi," kata Marquez seperti dilansir laman resmi MotoGP.

"Tapi aku mampu membuntutinya, terus melaju menekan dan aku mulai 'memasak' pelan-pelan. Memasak kemenangan, mencoba menganalisa, memeriksa keadaan ban dan dalam keadaan ini aku tak bisa yakin 100 persen karena dia sangat-sangat cepat.

Marquez hanya memiliki kesempatan untuk menyalip rival senegaranya itu di lintasan lurus utama karena Vinales, yang mendominasi tiga sesi latihan bebas dan peraih pole position itu sangat cepat di sektor 2 dan 3.

Marquez kewalahan di kedua sektor tersebut dan beberapa kali slide namun dirinya tampil lebih cepat di sektor 1 dan 4 dari trek sepanjang 4,4km itu.

"Ini adalah sirkuit di mana slipstream lebih mudah dirasakan. Aku menggunakan slipstream darinya karena itu adalah satu-satunya kesempatanku karena dia lebih cepat dariku tapi terkadang yang paling cepat tak memenangi balapan, seperti hari ini," kata sang juara dunia delapan kali itu.
Baca juga: Hasil GP Australia, Rival-rival Marquez tumbang

Marquez juga melakukan manuver penting lain ketika di lap ke-10, segera setelah Vinales, menyalip pimpinan lomba kala itu, Cal Crutchlow (LCR Honda).

Marquez sadar jika Vinales akan memisahkan diri dari rombongan utama pebalap lewat break di lap tersebut.

"Jika di lap itu aku tak menyalip Cal dan Vinales membuka jarak 0,5 detik maka balapan berakhir. Aku terus menekan untuk menyalip Cal dan sebagai pebalap incaranku adalah Maverick," kata Marquez.

Marquez kini menjadi pebalap tersukses ketiga sepanjang sejarah setelah mengemas rekor kemenangan Grand Prix sebanyak 55 kali, unggul satu trofi juara dari pebalap legendaris Mick Doohan.

Baca juga: Cuaca buruk tunda sesi kualifikasi GP Australia

Selanjutnya: Pertaruhan Vinales

Vinales pun buka suara tentang hasil balapan kali ini.

"Sesungguhnya aku sangat senang karena aku bisa menunjukkan yang terbaik di setiap lap," kata Vinales mengawali.

Peraih pole position itu sempat melorot ke P6 di awal lomba namun pelan tapi pasti mampu memperbaiki posisinya hingga terdepan lagi.

"Tentunya kami masih harus memperbaiki sesuatunya lagi... kami harus terus bekerja, memperbaiki motor ini. Tapi sebagai pebalap aku telah memberikan yang terbaik.
Soal kecepatan puncak motor mungkin masih harus dibenahi Yamaha karena Marquez mampu melesat lebih cepat di lintasan lurus dengan motor Hondanya.

Vinales terus menekan di lap terakhir dan pertaruhannya adalah gelar juara atau terjatuh.

"Ketika kalian mencoba yang terbaik... OK bagiku hari ini adalah kemenangan atau tidak sama sekali, aku kira itu adalah yang terbaik."

Vinales berharap menuai hasil positif di balapan selanjutnya yang akan digelar di Sepang, Malaysia di awal November.

Baca juga: KTM umumkan jajaran pebalap untuk musim 2020

Baca juga: Gardner tolak tawaran KTM ke MotoGP