BI Kediri selenggarakan Festival Ekonomi Syariah
26 Oktober 2019 18:12 WIB
Kegiatan Road to FESyar (Festival Ekonomi Syariah) 2019 yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Jawa Timur, Sabtu (26/10/2019). (Antara Jatim/ Asmaul Chusna)
Kediri (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan Road to FESyar (Festival Ekonomi Syariah) 2019 guna mendorong perembangan ekonomi syariah yang merata dalam mendukung kemajuan ekonomi nasional.
"Kegiatan ini sosialisasi. Konsepnya ada mixing dan forum, festival. Nanti digali tentang ekonomi syariah, anak muda juga ketahui syariah seperti apa," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Rizal Moelyana di Kediri, Sabtu.
Kegiatan Road to FESyar tersebut merupakan rangkaian penyambutan kegiatan FESyar Indonesia 2019 yang akan diselenggarakan di Surabaya pada 6-9 November 2019.
Baca juga: Gelar Fesyar se-kawasan Timur Indonesia di Banjarmasin dibuka
Acara ini digelar dengan tujuan pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan secara merata dalam kaitan mendukung kemajuan ekonomi nasional.
Road to FESyar tersebut juga diharapkan dapat mengidentifikasi serta mendorong tokoh-tokoh inspiratif ekonomi syariah di daerah agar dapat menjadi motor penggerak bagi lingkungan sekitarnya sekaligus ikut serta melakukan sosialisasi penyelenggaraan FESyar Indonesia 2019.
Kegiatan tersebut mengambil tema "mendorong sinergi integrasi antarpesantren dan industri halal dalam pengembangan ekonomi syariah". Rangkaian kegiatan tersebut merupakan shari'a economic forum dan shari'a fair.
Baca juga: Transaksi Festival Ekonomi Syariah Sumatera 2019 tembus Rp2,1 triliun
Untuk cakupan shari'a economic forum bersifat lokal dan regional dengan area substansi mencakup pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah atau pemberdayaan islamic social finance serta edukasi ekonomi dan keuangan syariah.
Sedangkan, untuk cakupan kegiatan shari'a fair lebih fokus pada pencapaian kemajuan ekonomi syariah lokal dan regional.
"Halal (produk makanan halal) tidak perlu dilihat (bukan hanya) milik umat Islam, namun lebih ke bersih, sehat, bisa dikonsumsi siapapun. Sama juga dengan ekonomi syariah bukan hanya milik Islam. Jika dilihat (ekonomi Islam) maju di Inggris, Eropa ketimbang Indonesia, karena bagi hasil fair," kata dia.
Pihaknya berharap ke depannya Bank Indonesia akan terus melaksanakan program pengembangan ekonomi syariah baik melalui program kemandirian ekonomi pesantren maupun industri kreatif syariah.
Hal itu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih mandiri dan sejahtera melalui pengembangan pondasi ekonomi syariah yang dilaksanakan dengan baik oleh pesantren maupun pelaku usaha ekonomi syariah lainnya.
Baca juga: BI fokus perkuat model bisnis rantai nilai halal atasi defisit
"Kegiatan ini sosialisasi. Konsepnya ada mixing dan forum, festival. Nanti digali tentang ekonomi syariah, anak muda juga ketahui syariah seperti apa," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Rizal Moelyana di Kediri, Sabtu.
Kegiatan Road to FESyar tersebut merupakan rangkaian penyambutan kegiatan FESyar Indonesia 2019 yang akan diselenggarakan di Surabaya pada 6-9 November 2019.
Baca juga: Gelar Fesyar se-kawasan Timur Indonesia di Banjarmasin dibuka
Acara ini digelar dengan tujuan pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan secara merata dalam kaitan mendukung kemajuan ekonomi nasional.
Road to FESyar tersebut juga diharapkan dapat mengidentifikasi serta mendorong tokoh-tokoh inspiratif ekonomi syariah di daerah agar dapat menjadi motor penggerak bagi lingkungan sekitarnya sekaligus ikut serta melakukan sosialisasi penyelenggaraan FESyar Indonesia 2019.
Kegiatan tersebut mengambil tema "mendorong sinergi integrasi antarpesantren dan industri halal dalam pengembangan ekonomi syariah". Rangkaian kegiatan tersebut merupakan shari'a economic forum dan shari'a fair.
Baca juga: Transaksi Festival Ekonomi Syariah Sumatera 2019 tembus Rp2,1 triliun
Untuk cakupan shari'a economic forum bersifat lokal dan regional dengan area substansi mencakup pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah atau pemberdayaan islamic social finance serta edukasi ekonomi dan keuangan syariah.
Sedangkan, untuk cakupan kegiatan shari'a fair lebih fokus pada pencapaian kemajuan ekonomi syariah lokal dan regional.
"Halal (produk makanan halal) tidak perlu dilihat (bukan hanya) milik umat Islam, namun lebih ke bersih, sehat, bisa dikonsumsi siapapun. Sama juga dengan ekonomi syariah bukan hanya milik Islam. Jika dilihat (ekonomi Islam) maju di Inggris, Eropa ketimbang Indonesia, karena bagi hasil fair," kata dia.
Pihaknya berharap ke depannya Bank Indonesia akan terus melaksanakan program pengembangan ekonomi syariah baik melalui program kemandirian ekonomi pesantren maupun industri kreatif syariah.
Hal itu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih mandiri dan sejahtera melalui pengembangan pondasi ekonomi syariah yang dilaksanakan dengan baik oleh pesantren maupun pelaku usaha ekonomi syariah lainnya.
Baca juga: BI fokus perkuat model bisnis rantai nilai halal atasi defisit
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: