Topang daya saing industri, Kemenperin pacu kegiatan riset
26 Oktober 2019 16:13 WIB
Pengunjung melihat alat teknologi pengiling kopi pada Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/10/2019). Pameran yang mengambil tema Startup Teknologi dan Inovasi Industri Meningkatkan Daya Saing Bangsa tersebut diikuti 749 PPBT, 558 calon startup (CPPBT) dan 15 Inovasi Industri, serta akan berlangsung pada 3 - 6 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian aktif mendorong peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi yang dapat menopang daya saing industri nasional, yang sejalan dengan implementasi program prioritas yang terdapat pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sebagai lembaga think tank di lingkungan Kemenperin, menyadari sepenuhnya bahwa balai-balai di bawah binaannya akan memainkan peran yang besar di era industri 4.0, yang diharapkan sebagai inventor dan pemecah solusi bagi perusahaan industri dan masyarakat.
“Dalam rangka pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang industri 4.0 serta sebagai lembaga riset pengujian teknologi, Kemenperin tengah membangun Digital Capability Center yang disebut Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI) 4.0 di Permata Hijau, Jakarta Selatan,” kata Kepala BPPI Ngakan Timur Antara lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Ngakan menjelaskan, tidak hanya menjadi showcase, PIDI 4.0 juga akan berfungsi untuk mendampingi perusahaan industri bertransformasi ke arah digitalisasi yang selaras dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Baca juga: Kemenperin ajak perguruan tinggi aktif riset teknologi industri 4.0
Baca juga: Kemenperin fokus pada riset produk makanan berbasis Industri 4.0
“Kami dorong menjadi lembaga riset dan pengujian teknologi siap pakai untuk industri,” terangnya.
Oleh karena itu, Ngakan juga berharap, balai-balai di bawah BPPI dapat mengambil peran sentral untuk fokus melakukan kegiatan R&D yang menopang penerapan industri 4.0.
“Contohnya, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) yang diarahkan agar lebih fokus pada R&D di bidang rekayasa material fungsional, diversifikasi energi dan storage system, serta teknologi informasi di bidang industri 4.0,” sebutnya.
B4T sendiri sedang giat meneliti daur ulang limbah baterai jenis ion lithium. Penelitian tersebut menjadi penting karena dalam pengembangan kendaraan listrik, 60 persen kuncinya ada pada pengolahan baterai.
Kepala B4T Budi Susanto menyatakan, untuk mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana diamanatkan dalam inisiatif Making Indonesia 4.0, B4T telah menyusun roadmap penelitian terkait daur ulang limbah baterai ion lithium untuk tahun 2020-2024.
“Diharapkan melalui rangkaian penelitian tersebut, akan ditemukan metode yang tepat untuk melakukan daur ulang limbah baterai ion lithium sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor dan konsumsi lithium alami,” ujarnya.
Selain itu dapat menanggulangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan kepada lingkungan karena baterai merupakan salah satu limbah berbahaya buat lingkungan yang pembuangannya mesti diolah dengan saksama.
Baca juga: Kementerian Perindustrian percepat hilirisasi riset sektor manufaktur
Baca juga: Kemenperin tingkatkan riset komponen otomotif lokal
Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sebagai lembaga think tank di lingkungan Kemenperin, menyadari sepenuhnya bahwa balai-balai di bawah binaannya akan memainkan peran yang besar di era industri 4.0, yang diharapkan sebagai inventor dan pemecah solusi bagi perusahaan industri dan masyarakat.
“Dalam rangka pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang industri 4.0 serta sebagai lembaga riset pengujian teknologi, Kemenperin tengah membangun Digital Capability Center yang disebut Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI) 4.0 di Permata Hijau, Jakarta Selatan,” kata Kepala BPPI Ngakan Timur Antara lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Ngakan menjelaskan, tidak hanya menjadi showcase, PIDI 4.0 juga akan berfungsi untuk mendampingi perusahaan industri bertransformasi ke arah digitalisasi yang selaras dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Baca juga: Kemenperin ajak perguruan tinggi aktif riset teknologi industri 4.0
Baca juga: Kemenperin fokus pada riset produk makanan berbasis Industri 4.0
“Kami dorong menjadi lembaga riset dan pengujian teknologi siap pakai untuk industri,” terangnya.
Oleh karena itu, Ngakan juga berharap, balai-balai di bawah BPPI dapat mengambil peran sentral untuk fokus melakukan kegiatan R&D yang menopang penerapan industri 4.0.
“Contohnya, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) yang diarahkan agar lebih fokus pada R&D di bidang rekayasa material fungsional, diversifikasi energi dan storage system, serta teknologi informasi di bidang industri 4.0,” sebutnya.
B4T sendiri sedang giat meneliti daur ulang limbah baterai jenis ion lithium. Penelitian tersebut menjadi penting karena dalam pengembangan kendaraan listrik, 60 persen kuncinya ada pada pengolahan baterai.
Kepala B4T Budi Susanto menyatakan, untuk mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana diamanatkan dalam inisiatif Making Indonesia 4.0, B4T telah menyusun roadmap penelitian terkait daur ulang limbah baterai ion lithium untuk tahun 2020-2024.
“Diharapkan melalui rangkaian penelitian tersebut, akan ditemukan metode yang tepat untuk melakukan daur ulang limbah baterai ion lithium sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor dan konsumsi lithium alami,” ujarnya.
Selain itu dapat menanggulangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan kepada lingkungan karena baterai merupakan salah satu limbah berbahaya buat lingkungan yang pembuangannya mesti diolah dengan saksama.
Baca juga: Kementerian Perindustrian percepat hilirisasi riset sektor manufaktur
Baca juga: Kemenperin tingkatkan riset komponen otomotif lokal
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: