Kemenpora harap olahraga tradisional dipertandingkan di PON
26 Oktober 2019 16:12 WIB
Atlet bertanding olahraga tradisional hadangan atau gobak sodor dalam Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (Potradnas) di Stadion Sultan Agung Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (26/10/2019). (Asep Firmansyah)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap olahraga tradisional bisa dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) agar keberadaannya terus terjaga dan menjadi salah satu olahraga andalan di masa depan.
"Nah seperti PON, kadang saya sedikit berbeda. PON itu pestanya olahraga Indonesia, ada yang mengatakan sudah fokus saja ke olahraga olimpik. Nanti enggak tumbuh olahraga budaya kita, kalau di negara sendiri nggak jadi tuan rumah," ujar Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Sabtu.
Ia beranggapan bahwa banyak olahraga tradisional yang bisa didorong menjadi nomor baru untuk dipertandingkan dalam kejuaraan multi event baik skala domestik maupun Asia Tenggara.
Baca juga: Kemenpora harapkan Potradnas makin membudayakan olahraga tradisional
Berkaca pada pencak silat dan sepak takraw, dua cabang itu awalnya merupakan olahraga tradisional. Namun seiring banyaknya pertandingan hingga menjamurnya organisasi/klub, akhirnya dipertandingkan di ajang multi event.
Pencak Silat dan Sepak Takraw juga menjadi dua di antara puluhan cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games. Meski dalam perjalanannya, kehadiran pencak silat jadi nomor yang dipertandingkan menuai protes dari negara timur tengah.
Baca juga: Kontingen dari 24 provinsi ikuti Pekan Olahraga Tradisional Nasional
"Karate aslinya olahraga tradisional Jepang, Taekwondo itu korea, awalnya tradisional. Pokoknya semua olahraga itu awalnya tradisional," kata dia.
Ia berharap ke depan olahraga hadang atau di daerah lain akrab dengan gobak sodor bisa menjadi salah satu cabang yang bisa dipertandingkan di ajang multi event nasional maupun internasional.
"Hadang sesuatu menarik juga, kelincahan ada, kelenturan ada, speed ada. Kenapa enggak kita promosikan bahkan cenderung tenggelam di negara sendiri. Kita harus mengamankan," kata dia.
Baca juga: Kemenpora dorong Pemda rutin gelar kejuaraan olahraga tradisional
"Nah seperti PON, kadang saya sedikit berbeda. PON itu pestanya olahraga Indonesia, ada yang mengatakan sudah fokus saja ke olahraga olimpik. Nanti enggak tumbuh olahraga budaya kita, kalau di negara sendiri nggak jadi tuan rumah," ujar Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Sabtu.
Ia beranggapan bahwa banyak olahraga tradisional yang bisa didorong menjadi nomor baru untuk dipertandingkan dalam kejuaraan multi event baik skala domestik maupun Asia Tenggara.
Baca juga: Kemenpora harapkan Potradnas makin membudayakan olahraga tradisional
Berkaca pada pencak silat dan sepak takraw, dua cabang itu awalnya merupakan olahraga tradisional. Namun seiring banyaknya pertandingan hingga menjamurnya organisasi/klub, akhirnya dipertandingkan di ajang multi event.
Pencak Silat dan Sepak Takraw juga menjadi dua di antara puluhan cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games. Meski dalam perjalanannya, kehadiran pencak silat jadi nomor yang dipertandingkan menuai protes dari negara timur tengah.
Baca juga: Kontingen dari 24 provinsi ikuti Pekan Olahraga Tradisional Nasional
"Karate aslinya olahraga tradisional Jepang, Taekwondo itu korea, awalnya tradisional. Pokoknya semua olahraga itu awalnya tradisional," kata dia.
Ia berharap ke depan olahraga hadang atau di daerah lain akrab dengan gobak sodor bisa menjadi salah satu cabang yang bisa dipertandingkan di ajang multi event nasional maupun internasional.
"Hadang sesuatu menarik juga, kelincahan ada, kelenturan ada, speed ada. Kenapa enggak kita promosikan bahkan cenderung tenggelam di negara sendiri. Kita harus mengamankan," kata dia.
Baca juga: Kemenpora dorong Pemda rutin gelar kejuaraan olahraga tradisional
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: