Lima menteri ekonomi langsung "tancap gas"
26 Oktober 2019 14:25 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan keterangan pers usai memimpin Rapat Koordinasi soal Destinasi Pariwisata Prioritas, di Gedung Utama Kementerian PUPR, Jakarta, Sabtu (26/10/2019). ANTARA/Indra Arief Pribadi.
Jakarta (ANTARA) - Lima menteri ekonomi Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik pada Rabu (23/10), langsung "tancap gas", bekerja menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka.
Tidak peduli hari libur, kelima menteri tersebut yaitu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Pada Sabtu, sekitar pukul 11:00 WIB kelima menteri tersebut menggelar Rapat Koordinasi soal Destinasi Pariwisata Prioritas, di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta.
Tidak hanya sang menteri, dua wakil menteri yaitu Wamen BUMN Kartiko Wiryoatmojo dan Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo juga langsung dilibatkan.
Rapat digelar tertutup. Namun setelah itu, menteri menyampaikan keterangan kepada media soal hasil rapat.
Pembenahan sektor pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu program pemerintahan Joko Widodo. Pasalnya sektor ini telah menjadi yang terbesar menyumbang devisa negara.
Karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antar kementerian terkait.
Pada 2019 pariwisata ditargetkan meraup devisa sebesar 20 miliar dolar AS, naik dari tahun sebelumnya sebesar 17 miliar dolar AS.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan daya tarik pariwisata harus dikelola lebih kreatif agar semakin diminati wisatawan.
Selain promosi dan infrastruktur, dibutuhkan kemampuan lebih kreatif untuk mengelola daya tarik wisata.
"Kreativitas tidak hanya dibutuhkan dalam mengelola produk ekonomi kreatif seperti film dan musik, tetapi juga pada pariwisata khususnya bagaimana membuat destinasi pariwisata memiliki daya tarik yang luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Wishnutama optimistis tangani pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus
Baca juga: Komposisi tim ekonomi kabinet Indonesia Maju beri sinyal positif pasar
Baca juga: Apindo minta menteri ekonomi tak bagus dalam enam bulan diganti
Tidak peduli hari libur, kelima menteri tersebut yaitu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Pada Sabtu, sekitar pukul 11:00 WIB kelima menteri tersebut menggelar Rapat Koordinasi soal Destinasi Pariwisata Prioritas, di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta.
Tidak hanya sang menteri, dua wakil menteri yaitu Wamen BUMN Kartiko Wiryoatmojo dan Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo juga langsung dilibatkan.
Rapat digelar tertutup. Namun setelah itu, menteri menyampaikan keterangan kepada media soal hasil rapat.
Pembenahan sektor pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu program pemerintahan Joko Widodo. Pasalnya sektor ini telah menjadi yang terbesar menyumbang devisa negara.
Karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antar kementerian terkait.
Pada 2019 pariwisata ditargetkan meraup devisa sebesar 20 miliar dolar AS, naik dari tahun sebelumnya sebesar 17 miliar dolar AS.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan daya tarik pariwisata harus dikelola lebih kreatif agar semakin diminati wisatawan.
Selain promosi dan infrastruktur, dibutuhkan kemampuan lebih kreatif untuk mengelola daya tarik wisata.
"Kreativitas tidak hanya dibutuhkan dalam mengelola produk ekonomi kreatif seperti film dan musik, tetapi juga pada pariwisata khususnya bagaimana membuat destinasi pariwisata memiliki daya tarik yang luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Wishnutama optimistis tangani pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus
Baca juga: Komposisi tim ekonomi kabinet Indonesia Maju beri sinyal positif pasar
Baca juga: Apindo minta menteri ekonomi tak bagus dalam enam bulan diganti
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: