IJN: Penyakit jantung, perlu deteksi dini
25 Oktober 2019 23:09 WIB
Chief Operating Officer Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia, Akmal Arief Fauzi berbicara dalam acara Priority Client Gathering di Yogyakarta, Jumat malam. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)
Yogyakarta (ANTARA) - Chief Operating Officer Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia Akmal Arief Fauzi mengajak masyarakat di Indonesia memiliki kesadaran melakukan deteksi dini penyakit jantung sebagai penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia.
"Jika tanda-tanda (penyakit jantung) diketahui lebih awal maka bisa ditangani lebih awal karena ada tanda-tanda yang terlihat dan tidak terlihat," kata Akmal di sela acara Priority Client Gathering di Yogyakarta, Jumat malam.
Menurut dia, ada dua faktor yang berpeluang menyebabkan risiko penyakit jantung yang perlu diketahui masyarakat. Pertama, faktor usia. Begitu telah menginjak usia 40 tahun, minimal harus melakukan perawatan kesehatan jantung setahun sekali.
"Seperti saluran air, saat dipasang awal-awal lancar, tetapi lama-lama setelah lima hingga 30 tahun aliran air akan tersumbat. Sama juga saluran darah, begitu usia meningkat memiliki risiko tersumbat sehingga mengakibatkan penyakit jantung," kata dia.
Faktor penyakit jantung selanjutnya yang perlu diwaspadai, kata dia, adalah aspek keturunan, baik dari jalur ayah maupun ibu.
"Jika orang tuanya sudah ada riwayat penyakit jantung, maka sekali lagi kita harus menjalani pemeriksaan rutin, apalagi kalau usia sudah 40 tahun," kata dia.
Terkait pencegahan dan penanganan penyakit jantung, menurut dia, IJN akan meningkatkan kerja sama dengan rumah sakit di Indonesia.
"Kami akan memperbanyak kerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia karena kami tahu penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia," kata Akmal.
Ia menyebutkan selama ini IJN telah bekerja sama dengan RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan RS Cipto Mangunkusumo.
MenurutAkmal, kerja sama tersebut penting dilakukan sebagai upaya tukar pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis dan prosedur terbaru penanganan dan pencegahan penyakit jantung, termasuk riset dan kerja sama antardokter. Lebih dari 40 dokter spesialis jantung di Indonesia mendapatkan pelatihan di IJN.
IJN maupun rumah sakit yang ada di Indonesia juga perlu mengampanyekan bahwa pencegahan dengan melakukan deteksi dini penyakit jantung lebih penting daripada perawatan.
"Kita perlu bekerja sama karena kalau kita lihat penyakit ini merupakan penyakit yang harus kita berikan kesadaran untuk masyarakat, jangan sampai perawatan karena penegahan lebih penting," kata dia.
Akmal menyebut IJN dapat memberikan berbagai jenis layanan terkait kesehatan jantung, seperti layanan terkait jantung khusus anak, stent jantung, tindakan operasi bypass, bahkan transplantasi jantung. Namun layanan transplatansi jantung saat ini hanya disediakan untuk warga Malaysia.
Pada 2009, IJN telah mendapatkan sertifikasi Joint Commission Internasional (JCI) dari Amerika Serikat (AS). Akreditasi itu menjamin kualitas penanganan dan keselamatan pada pasien.
Baca juga: Makan sehat olahraga dan jauhi rokok cegah penyakit jantung
Baca juga: Serangan jantung kini tak hanya penyakit orang tua
Baca juga: Ahli: Usia 40 tahun sebaiknya periksa kondisi jantung
"Jika tanda-tanda (penyakit jantung) diketahui lebih awal maka bisa ditangani lebih awal karena ada tanda-tanda yang terlihat dan tidak terlihat," kata Akmal di sela acara Priority Client Gathering di Yogyakarta, Jumat malam.
Menurut dia, ada dua faktor yang berpeluang menyebabkan risiko penyakit jantung yang perlu diketahui masyarakat. Pertama, faktor usia. Begitu telah menginjak usia 40 tahun, minimal harus melakukan perawatan kesehatan jantung setahun sekali.
"Seperti saluran air, saat dipasang awal-awal lancar, tetapi lama-lama setelah lima hingga 30 tahun aliran air akan tersumbat. Sama juga saluran darah, begitu usia meningkat memiliki risiko tersumbat sehingga mengakibatkan penyakit jantung," kata dia.
Faktor penyakit jantung selanjutnya yang perlu diwaspadai, kata dia, adalah aspek keturunan, baik dari jalur ayah maupun ibu.
"Jika orang tuanya sudah ada riwayat penyakit jantung, maka sekali lagi kita harus menjalani pemeriksaan rutin, apalagi kalau usia sudah 40 tahun," kata dia.
Terkait pencegahan dan penanganan penyakit jantung, menurut dia, IJN akan meningkatkan kerja sama dengan rumah sakit di Indonesia.
"Kami akan memperbanyak kerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia karena kami tahu penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia," kata Akmal.
Ia menyebutkan selama ini IJN telah bekerja sama dengan RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan RS Cipto Mangunkusumo.
MenurutAkmal, kerja sama tersebut penting dilakukan sebagai upaya tukar pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis dan prosedur terbaru penanganan dan pencegahan penyakit jantung, termasuk riset dan kerja sama antardokter. Lebih dari 40 dokter spesialis jantung di Indonesia mendapatkan pelatihan di IJN.
IJN maupun rumah sakit yang ada di Indonesia juga perlu mengampanyekan bahwa pencegahan dengan melakukan deteksi dini penyakit jantung lebih penting daripada perawatan.
"Kita perlu bekerja sama karena kalau kita lihat penyakit ini merupakan penyakit yang harus kita berikan kesadaran untuk masyarakat, jangan sampai perawatan karena penegahan lebih penting," kata dia.
Akmal menyebut IJN dapat memberikan berbagai jenis layanan terkait kesehatan jantung, seperti layanan terkait jantung khusus anak, stent jantung, tindakan operasi bypass, bahkan transplantasi jantung. Namun layanan transplatansi jantung saat ini hanya disediakan untuk warga Malaysia.
Pada 2009, IJN telah mendapatkan sertifikasi Joint Commission Internasional (JCI) dari Amerika Serikat (AS). Akreditasi itu menjamin kualitas penanganan dan keselamatan pada pasien.
Baca juga: Makan sehat olahraga dan jauhi rokok cegah penyakit jantung
Baca juga: Serangan jantung kini tak hanya penyakit orang tua
Baca juga: Ahli: Usia 40 tahun sebaiknya periksa kondisi jantung
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: