Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sejak dua pekan terakhir sejumlah kabupaten di wilayah provinsi Aceh telah mengalami bencana banjir sebanyak delapan kali yang mengakibatkan ratusan rumah warga, sejumlah tempat ibadah, sekolah dan sarana kesehatan ikut terendam.

Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi mengatakan hingga saat ini tercatat sebanyak tujuh kabupaten yang direndam banjir, diantaranya seperti Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Utara, dan Bireuen dan perkiraan kerugian sementara akibat banjir itu bernilai sekitar Rp1,1 milliar.

"Ini baru data prediksi sementara. Nanti kalau kita hitung berapa lahan terendam, kemudian berapa tanaman tidak bisa panen maka pasti (kerugian) akan bertambah," katanya di Banda Aceh, Jumat.

Baca juga: Warga terdampak banjir di Aceh Barat capai 1.067 jiwa

Ia menjelaskan, bencana banjir tersebut merendamkan sebanyak 406 rumah warga, empat gedung sekolah, satu sarana ibadah, dua sarana kesehatan yakni pusat kesehatan masyarakat, dan dua jembatan.

Banjir telah terjadi sejak dua pekan terakhir, dimulai dari kabupaten Simeulue. Kemudian diikuti beberapa kabupaten di wilayah barat selatan Aceh serta wilayah pantai timur Aceh.

"Akibatnya ada 3.579 warga dari 1.476 kepala keluarga di enam kabupaten yang terdampak dari banjir. Kalau sekolah yang terendam banjir itu aktivitasnya diliburkan," kata dia.

Sunawardi mengatakan banjir yang melanda wilayah Aceh tersebut disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi. Untuk wilayah pantai barat selatan Aceh mulai dari Aceh Jaya hingga Aceh Selatan, debit air sungai yang bermuara ke laut maka dilimpahkan kembali ke daratan, karena air laut di wilayah itu juga tinggi.

"Kalau di Aceh Utara dan Bireuen itu banjir kiriman dari hulu. Sejauh ini tim BPBD selalu berkoordinasi dengan kita untuk penanggulangan banjir ini," kata dia.

Baca juga: Angin kencang sebabkan 11 desa di Aceh Barat terendam banjir

Baca juga: Akibat banjir, ratusan warga Pulau Simeulue masih mengungsi