Pejabat, yang meminta identitasnya dirahasiakan, tidak mengungkapkan aset militer apa yang sedang dipertimbangkan.
Pernyataan itu menjadi sinyal paling jelas bahwa AS tidak hanya menghentikan rencana sekarang atas penarikan penuh dari Suriah tetapi mungkin menambah sejumlah kemampuan baru untuk memperkuat pasukan Amerika yang masih berada di negara tersebut.
"Salah satu perolehan paling signifikan oleh AS dan mitra kami dalam memerangi ISIS adalah mengambil kendali ladang minyak di Suriah timur - sumber pendapatan utama bagi ISIS," kata pejabat pertahanan itu.
"Kita harus memutus aliran pendapatan ISIS ini guna memastikan mereka tidak akan bangkit lagi."
Pejabat lainnya, yang juga keberatan identitasnya diungkap, menyebutkan Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, "terus menyiapkan opsi untuk diajukan kepada presiden."
Di tengah kekhawatiran bahwa ISIS dapat bangkit kembali, Trump pada Rabu (23/10) mengatakan bahwa sejumlah kecil pasukan AS akan tetap berada di daerah Suriah "yang ada minyak," mengacu pada ladang minyak di wilayah yang dikuasai Kurdi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump: Gencatan senjata Turki di Suriah Utara permanen
Baca juga: AS siap hancurkan ekonomi Turki jika pihaknya terus lakukan serangan
Baca juga: Trump berharap jadi mediator Turki-Kurdi