Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua valuta asing (dual-currency) berdenominasi Dolar AS dan Euro, masing-masing sebesar 1 miliar dolar AS untuk tenor 30 tahun dan 1 miliar Euro untuk tenor 12 tahun.

"Penerbitan SUN dual-currency ini dilaksanakan pada momentum yang tepat dengan memanfaatkan kondisi pasar keuangan yang relatif stabil, menjaga kecukupan likuiditas dalam negeri, serta respon positif atas pelaksanaan pelantikan Presiden dan pembentukan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Lelang SUN serap Rp27,2 triliun

Selain itu, penerbitan ini ditujukan untuk mengantisipasi adanya potensi pelebaran defisit APBN Tahun Anggaran 2019 yang diperkirakan dalam kisaran 2-2,2 persen, sebagai implementasi kebijakan "counter-cyclical" untuk merespon kondisi ekonomi domestik dan global, namun dengan tetap menjaga kinerja penerimaan dan kualitas belanja.

Penerbitan SUN tersebut memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch. Transaksi kali ini merupakan penerbitan SUN dengan format SEC-Registered Shelf yang keempat kalinya untuk seri SUN valuta asing berdenominasi Dolar AS (USD Bonds) dan yang ketiga kalinya untuk SUN valuta asing dengan mata uang Euro (Euro Bonds).

Transaksi SUN dalam mata uang Dolar AS bertenor 30 tahun kali ini menjadi penerbitan dengan imbal hasil (yield) dan selisih (spread) terendah sepanjang sejarah penerbitan SUN dalam mata uang Dolar AS untuk tenor 30 tahun.

Yield terendah pada penerbitan sebelumnya terjadi pada Desember 2017 dengan yield obligasi Dolar AS 30 tahun sebesar 4,4 persen (UST+163,3bps). Sementara itu, pada penerbitan kali ini, yield-nya turun menjadi sebesar 3,75 persen Spread over US Treasury terendah untuk tenor 30 tahun sebesar 150,7 bps.

Transaksi SUN dalam denominasi Euro bertenor 12 tahun kali ini juga menjadi penerbitan dengan yield dan spread over Euro mid-swap terendah. Yield dan spread over mid-swap ini bahkan lebih rendah dibandingkan yield dan spread over mid-swap untuk tenor 7 tahun yang diterbitkan pada Juni 2019 yang berada pada level 1,487 persen dan 145bps.
Sedangkan pada penerbitan kali ini, yield dan spread over mid- swap bonds tenor 12 tahun berada pada level 1,412 persen dan 130 bps.

Untuk penerbitan USD Bonds, final price guidance mengetat hingga 35bps dari initial price guidance. Sementara untuk Euro terjadi pengetatan hingga 30bps dari initial price guidance. Atas pengetatan ini maka level yield penerbitan USD Bonds maupun Euro Bonds lebih rendah dari fair value yield penerbitan bonds tersebut (inside the curve) sebesar masing-masing 6bps.

Penerbitan kedua seri SUN tersebut akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange. Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BNP Paribas, Citigroup, Goldman Sachs, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank.

Sementara itu, yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Baca juga: Lelang SUN serap Rp23,8 triliun
Baca juga: Pemerintah serap Rp23,25 triliun dari lelang SUN