Jakarta (ANTARA) - Pengamat Tata Kota Nirwono Joga mengatakan krisis air bersih sebagian Jakarta, menunjukkan bahwa potensi sumber daya air belum dikelola secara optimal.

"Sebenarnya Jakarta tidak perlu mengalami kekeringan atau kesulitan air bersih jika semua potensi sumber daya air dikelola dengan optimal," katanya di Jakarta, Jumat.

Hal itu dikatakan Nirwono saat menanggapi krisis air bersih di RT02 RW03 Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, sejak sebulan terakhir.

Pengamat Universitas Trisakti itu mengatakan banjir pada musim hujan menunjukkan bahwa Jakarta sebenarnya mengalami kelebihan pasokan air.

Baca juga: Krisis air hantui warga Jakarta
Pasokan air dari hujan melimpah hingga terjadi banjir di sejumlah daerah, namun belum dikelola dengan baik sehingga terbuang percuma ke laut.

"Harusnya musim hujan dioptimalkan untuk memanen air ditampung semuanya," katanya.

Nirwono mengatakan instansi terkait di Jakarta bisa mengelola situ, danau, embung atau waduk di wilayahnya sebagai sumber air bersih.

Baca juga: Puluhan rumah tinggal di Bambu Apus krisis air bersih
"Situ, danau, embung, atau waduk di DKI yang berjumlah 109, serta 13 sungai utama bisa dikelola agar bebas sampah dan limbah serta ditampung sebagai sumber air bersih," katanya.

Jika hal itu kurang, kata dia, ada teknologi desalinasi atau pengurangan kadar garam air laut di pantai utara Jakarta.

"Halaman parkir dan taman juga bisa disediakan kantong-kantong air cadangan," katanya.

Baca juga: Krisis air bersih di Lebak meluas di 18 kecamatan