New York (ANTARA) - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena penurunan mengejutkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat dan prospek penurunan produksi lebih lanjut oleh produsen minyak utama mengimbangi kekhawatiran tentang melemahnya permintaan global.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 0,26 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi menetap pada 56,23 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, menyusul kenaikan 2,73 persen pada hari sebelumnya.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember, menguat 0,50 dolar AS atau 0,82 persen, menjadi ditutup pada 61,67 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah melonjak 2,46 persen pada Rabu (23/10).
Persediaan minyak mentah AS menurun selama pekan yang berakhir 18 Oktober, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam sebuah laporan pada Rabu (23/10).
Menurut Laporan Status Bahan Bakar Minyak Mingguan, persediaan minyak mentah komersial Amerika Serikat, tidak termasuk BBM dalam cadangan strategisnya, turun 1,7 juta barel dari minggu sebelumnya. Padahal, para analis memperkirakan peningkatan 2,2 juta barel.
Harga minyak juga didukung oleh berita bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pengurangan produksi yang lebih besar ketika mereka bertemu pada Desember mendatang, dalam upaya untuk melawan pertumbuhan permintaan yang lebih lemah.
Pada Juli, OPEC dan Rusia, bersama dengan anggota non-OPEC lainnya yang dikenal dengan OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi 1,2 juta barel per hari selama sembilan bulan, sebuah langkah yang dirancang untuk menjaga harga minyak tidak jatuh.
Penurunan persediaan AS angkat harga minyak lebih tinggi
25 Oktober 2019 06:11 WIB
Ilustrasi: Pengeboran minyak lepas pantai (Antaranews/moneycontrol.com)
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: