Washington, (ANTARA News) - Virus yang biasa menyerang kentang memiliki kesamaan yang luar biasa dengan virus pada protein utama yang menyebabkan penyakit Alzheimer (AD), dan beberapa peneliti AS telah menggunakan virus itu untuk mengembangkan antibody yang dapat memperlambat atau mencegah munculnya AD, demikian laporan Journal of Biological Chemistry, terbitan 15 Agustus. Para peneliti tersebut dari Case Western Reserve University, katanya, melaporkan bahwa mereka menggunakan konsep itu pada protein seperti "amyloid" yang ditemukan dalam virus kentang (PVY). Amyloid adalah istilah umum bagi penggalan protein yang dihasilkan tubuh secara normal. Mereka menyuntikkan PVY ke dalam tikus dan diikuti dengan pemberian dorongan setiap bulan selama empat bulan. Para peneliti tersebut mendapati bahwa tikus itu menghasilkan tingkat antibody yang kuat yang dapat terikat pada proten beta amyloid pada sampel tisu dan cairan pada pasien Alzheimer. Studi pada tikus telah menunjukkan bahwa vaksinasi dengan protein beta amyloid (yang dipercaya sebagai penyumbang utama AD) untuk menghasilkan antibody dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan fungsi kognitif, barangkali dengan meningkatkan penghancurkan amyloid plaque. Sebagian ujicoba awal pada manusia telah cukup menjanjikan, tapi harus dihentikan karena resiko terhadap "autoimmune encephalitis". Satu cara untuk membuat vaksinasi Alzheimer lebih aman ialah untuk menggunakan protein yang sangat erat pada, tapi bukan manusia, sebagai vaksin, yang sangat mirip dengan penggunaan virus cacar sapi untuk imunisasi cacar. Tim peneliti tersebut menyatakan virus kentang adalah infeksi yang sangat umum yang tak menimbulkan resiko bagi manusia (banyak orang barangkali telah memakan kentang yang terinfeksi PVY). Meskipun ujicoba antibody PVY akhirnya akan memastikan betapa bermanfaatnya semua itu, percobaan tersebut mungkin menjadi petunjuk yang menjanjikan untuk mengobati penyakit yang melemahkan tenaga itu.(*)