Muhammadiyah tidak permasalahkan latar belakang Menteri Agama
24 Oktober 2019 16:16 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir didampingi Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus Rusnoto usai peluncuran Suara Muhammadiyah Corner dan penyerahan surat keputusan program studi baru dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI Jateng di Universitas Muhammadiyah Kudus, Kamis (24/10). (ANTARA / Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir tidak mempermasalahkan penunjukan Menteri Agama baru yang berlatar belakang militer karena yang terpenting memiliki pemahaman keagamaan yang baik dan bisa menjalankan tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya.
"Kami percaya Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi akan menjalankan tugasnya dengan baik," ujarnya ditemui di sela-sela menghadiri peluncuran Suara Muhammadiyah Corner dan penyerahan surat keputusan program studi baru dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI Jateng di Universitas Muhammadiyah Kudus, Kamis.
Baca juga: Menag Fachrul Razi akan temui para kiai
Menurut dia soal latar belakang bisa bermacam-macam karena pada zaman orde baru juga ada Menteri Agama dari militer yang bernama Alamsjah Ratoe Perwiranegara.
Ia menyampaikan selamat kepada Kabinet Indonesia Maju, semoga dapat menjalankan amanat dengan baik.
"Dalam politik dinamikanya banyak, ada yang puas dan tidak puas," ujarnya.
Para menteri diharapkan bekerja secara optimal membawa Indonesia maju sebagai mana nama kabinet.
Baca juga: Sertijab Menag ditandai penyerahan memori jabatan
"Kerja optimal itu sesuai dengan bidangnya harus melahirkan hasil yang signifikan di tengah era populisme. Di mana pejabat publik biasanya selalu mengambil pandangan turun ke bawah, kemudian menjadi popularitas," ujarnya.
Sikap ingin populer, kata dia, harus sudah ditinggalkan, sehingga ketika harus turun ke bawah bertemu masyarakat tidak hanya berjabat tangan, tetapi menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
"Itu yang namanya populisme sejati. Jadi jangan untuk pencitraan," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa para menteri nantinya akan menjadi sorotan publik, karena itu harus punya integritas yang tinggi, baik moral etik maupun profesional.
"Jika sebelum-sebelumnya masih ada satu dua pejabat publik dan daerah tersangkut kasus di KPK, kedepannya jangan ada lagi karena ini wilayah yang akan menjadi teladan," ujarnya.
Keberadaan susunan kabinet baru, kata dia, publik harus ikut membantu mendorong para menteri agar sukses, karena itu jangan dimanjakan dengan pujian berlebihan mengingat menteri baru ada yang masih muda.
"Kami tentu senang ada anak muda yang prestasi. Tetapi jangan diminabobokan dengan pujian-pujian karena ketika diangkat menjadi menteri dan disumpah serta dilantik oleh presiden, saat itu mereka harus bisa membuktikan bahwa mereka punya tantangan besar," ujarnya.
Karena itu, kata dia, jangan terlalu dipuji berlebihan sehingga dia lupa akan tugas utama, lalu dia nanti masuk pada kesenangan publikasi.
Baca juga: Fachrul Razi: Saya bukan menteri agama Islam
Baca juga: Fachrul Razi menebak alasan penunjukannya sebagai menteri agama
"Kami percaya Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi akan menjalankan tugasnya dengan baik," ujarnya ditemui di sela-sela menghadiri peluncuran Suara Muhammadiyah Corner dan penyerahan surat keputusan program studi baru dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI Jateng di Universitas Muhammadiyah Kudus, Kamis.
Baca juga: Menag Fachrul Razi akan temui para kiai
Menurut dia soal latar belakang bisa bermacam-macam karena pada zaman orde baru juga ada Menteri Agama dari militer yang bernama Alamsjah Ratoe Perwiranegara.
Ia menyampaikan selamat kepada Kabinet Indonesia Maju, semoga dapat menjalankan amanat dengan baik.
"Dalam politik dinamikanya banyak, ada yang puas dan tidak puas," ujarnya.
Para menteri diharapkan bekerja secara optimal membawa Indonesia maju sebagai mana nama kabinet.
Baca juga: Sertijab Menag ditandai penyerahan memori jabatan
"Kerja optimal itu sesuai dengan bidangnya harus melahirkan hasil yang signifikan di tengah era populisme. Di mana pejabat publik biasanya selalu mengambil pandangan turun ke bawah, kemudian menjadi popularitas," ujarnya.
Sikap ingin populer, kata dia, harus sudah ditinggalkan, sehingga ketika harus turun ke bawah bertemu masyarakat tidak hanya berjabat tangan, tetapi menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
"Itu yang namanya populisme sejati. Jadi jangan untuk pencitraan," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa para menteri nantinya akan menjadi sorotan publik, karena itu harus punya integritas yang tinggi, baik moral etik maupun profesional.
"Jika sebelum-sebelumnya masih ada satu dua pejabat publik dan daerah tersangkut kasus di KPK, kedepannya jangan ada lagi karena ini wilayah yang akan menjadi teladan," ujarnya.
Keberadaan susunan kabinet baru, kata dia, publik harus ikut membantu mendorong para menteri agar sukses, karena itu jangan dimanjakan dengan pujian berlebihan mengingat menteri baru ada yang masih muda.
"Kami tentu senang ada anak muda yang prestasi. Tetapi jangan diminabobokan dengan pujian-pujian karena ketika diangkat menjadi menteri dan disumpah serta dilantik oleh presiden, saat itu mereka harus bisa membuktikan bahwa mereka punya tantangan besar," ujarnya.
Karena itu, kata dia, jangan terlalu dipuji berlebihan sehingga dia lupa akan tugas utama, lalu dia nanti masuk pada kesenangan publikasi.
Baca juga: Fachrul Razi: Saya bukan menteri agama Islam
Baca juga: Fachrul Razi menebak alasan penunjukannya sebagai menteri agama
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: