Pemkab Trenggalek berencana dirikan PD air minum dalam kemasan
24 Oktober 2019 15:11 WIB
Dokumentasi - Pekerja melakukan bongkar muat air minum dalam kemasan di sebuah depot penyimpanan di kawasan Kalibata, Jakarta. FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/ama/13.
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berencana mendirikan perusahaan daerah yang secara khusus memproduksi air minum dalam kemasan sendiri (AMDK) untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat setempat sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Kami ingin menambah pendapatan asli daerah dengan berinvestasi dalam bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) ini," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Kamis.
Unit usaha dimaksud tidak berdiri sendiri, melainkan akan dikembangkan di bawah naungan salah satu badan usaha milik daerah setempat, PDAM yang memang fokus mengurusi kebutuhan air bersih masyarakat.
"Kami bahkan sudah melakukan studi kelayakan bisnis melalui konsultan bisnis yang ditunjuk pemerintah daerah," katanya.
Arifin menjelaskan, investasi di sektor industri air minum dalam kemasan atau AMDK penting sebagai upaya pemerintah daerah mendongkrak PAD. Apalagi bisnis investasi ini biayanya tidak besar, sementara proyeksi pengembalian modalnya cepat.
"Mungkin 3-5 tahun sudah bisa 'break event point' (BEP) dan bisa menyumbang cukup dana untuk pemerintah daerah," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pasar bisnis produk air minum dalam kemasan atau AMDK masih terbuka cukup lebar di Trenggalek maupun sekitarnya.
Berdasarkan hasil survei dari lembaga yang berkompeten, pasar AMDK menduduki angka 60 persen dari seluruh pasar minuman kemasan yang ada, baik itu air dengan perasa maupun bersoda.
Besarnya potensi ini membuat Pemerintah Trenggalek tertarik melakukan investasi di bidang AMDK, sekaligus untuk bisa mencukupi kebutuhan air minum di Trenggalek atau luar Trenggalek.
Jenis air minum yang dipilih sendiri merupakan air alkali, dikarenakan sekarang ini air alkali sedang ngetren di tengah masyarakat.
"Air alkali dapat menyeimbangkan PH di dalam tubuh, selain itu juga dapat melancarkan pencernaan maupun penyerapan nutrisi tubuh," katanya.
Lanjut dia, dalam paparan pihak konsultan sebelumnya, alat yang digunakan nantinya memiliki PH kontrol dan oksigen sehingga output-nya nanti adalah air alkali dengan kandungan oksigen tinggi sehingga dapat digunakan untuk terapi kesehatan," katanya.
Direktur PDAM Kabupaten Trenggalek Mariyati menambahkan, kebutuhan masyarakat terhadap air minum cukup tinggi. Fakta ini yang memotivasi PDAM untuk membuat AMDK sendiri, sekaligus untuk menambah pendapatan dan menambah kesejahteraan pegawai.
"Selain itu dengan membuat AMDK sendiri dan masyarakat mau menerima itu maka perputaran uang tidak keluar Trenggalek," ujarnya.
Rencananya, pembangunan perusahaan AMDK ini menggunakan pos anggaran PDAM sebesar Rp3 miliar.
Proses lelang akan dilakukan pada November 2019, sehingga surat perintah kerja (SPK) bisa dilaksanakan di awal 2020.
Baca juga: Pemkab Trenggalek gandeng swasta perkenalkan kopi khas Trenggalek
Baca juga: Investor puji konsep investasi yang ditawarkan Pemkab Trenggalek
"Kami ingin menambah pendapatan asli daerah dengan berinvestasi dalam bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) ini," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Kamis.
Unit usaha dimaksud tidak berdiri sendiri, melainkan akan dikembangkan di bawah naungan salah satu badan usaha milik daerah setempat, PDAM yang memang fokus mengurusi kebutuhan air bersih masyarakat.
"Kami bahkan sudah melakukan studi kelayakan bisnis melalui konsultan bisnis yang ditunjuk pemerintah daerah," katanya.
Arifin menjelaskan, investasi di sektor industri air minum dalam kemasan atau AMDK penting sebagai upaya pemerintah daerah mendongkrak PAD. Apalagi bisnis investasi ini biayanya tidak besar, sementara proyeksi pengembalian modalnya cepat.
"Mungkin 3-5 tahun sudah bisa 'break event point' (BEP) dan bisa menyumbang cukup dana untuk pemerintah daerah," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pasar bisnis produk air minum dalam kemasan atau AMDK masih terbuka cukup lebar di Trenggalek maupun sekitarnya.
Berdasarkan hasil survei dari lembaga yang berkompeten, pasar AMDK menduduki angka 60 persen dari seluruh pasar minuman kemasan yang ada, baik itu air dengan perasa maupun bersoda.
Besarnya potensi ini membuat Pemerintah Trenggalek tertarik melakukan investasi di bidang AMDK, sekaligus untuk bisa mencukupi kebutuhan air minum di Trenggalek atau luar Trenggalek.
Jenis air minum yang dipilih sendiri merupakan air alkali, dikarenakan sekarang ini air alkali sedang ngetren di tengah masyarakat.
"Air alkali dapat menyeimbangkan PH di dalam tubuh, selain itu juga dapat melancarkan pencernaan maupun penyerapan nutrisi tubuh," katanya.
Lanjut dia, dalam paparan pihak konsultan sebelumnya, alat yang digunakan nantinya memiliki PH kontrol dan oksigen sehingga output-nya nanti adalah air alkali dengan kandungan oksigen tinggi sehingga dapat digunakan untuk terapi kesehatan," katanya.
Direktur PDAM Kabupaten Trenggalek Mariyati menambahkan, kebutuhan masyarakat terhadap air minum cukup tinggi. Fakta ini yang memotivasi PDAM untuk membuat AMDK sendiri, sekaligus untuk menambah pendapatan dan menambah kesejahteraan pegawai.
"Selain itu dengan membuat AMDK sendiri dan masyarakat mau menerima itu maka perputaran uang tidak keluar Trenggalek," ujarnya.
Rencananya, pembangunan perusahaan AMDK ini menggunakan pos anggaran PDAM sebesar Rp3 miliar.
Proses lelang akan dilakukan pada November 2019, sehingga surat perintah kerja (SPK) bisa dilaksanakan di awal 2020.
Baca juga: Pemkab Trenggalek gandeng swasta perkenalkan kopi khas Trenggalek
Baca juga: Investor puji konsep investasi yang ditawarkan Pemkab Trenggalek
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: