Permintaan tetes tebu Gorontalo di pasar Asia Tenggara meningkat
24 Oktober 2019 14:28 WIB
Sekda Provinsi Gorontalo, Darda Daraba (tengah) bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Mulyadi (kiri), didampingi Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian Sriyanto (kanan) saat pelepasan ekspor komoditas Pertanian Provinsi Gorontalo ke Filipina dan Inggris di Pelabuhan Anggrek, Gorontalo Utara, Kamis (24/10/2019). ANTARA/Susanti Sako/aa.
Gorontalo (ANTARA) - Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian Sriyanto di Gorontalo, Kamis, mengatakan, permintaan tetes tebu dari Gorontalo untuk pasar Asia Tenggara, mengalami peningkatan.
"Tetes tebu Gorontalo, laris manis makanya volume ekspornya meningkat," ujar Sriyanto, pada kegiatan pelepasan ekspor komoditas pertanian Provinsi Gorontalo, yaitu tetes tebu (molasses) tujuan Filipina dan tepung kelapa tujuan Inggris, melalui Pelabuhan Anggrek, Gorontalo Utara.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo, Darda Daraba didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Mulyadi D. Mario, Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Gorontalo Utara, Yosfin Dangkua dan Perwakilan Bank Indonesia di Gorontalo.
Sriyanto menjelaskan pihaknya mengawal tetes tebu (cane molasses) menjadi produk dari sektor perkebunan asal Gorontalo untuk keperluan ekspor ke manca negara.
Baca juga: Barantan fasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Gorontalo
Baca juga: Kementan ekspor perdana "wood pellet" Gorontalo ke Korea Selatan
Komoditas tetes tebu termasuk produk medium risk yang mensyaratkan Phytosanitary Certificateatau (PC) kepada negara tujuan.
"Sertifikasi kesehatan tumbuhan atau PC yang kami keluarkan setelah melalui rangkaian tindakan pemeriksaan karantina, kami kawal hingga komoditas ekspor Gorontalo diterima di negara tujuan," ujar Sriyanto, mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian.
Dari data sistem otomasi Karantina Pertanian, IQFAST mencatat tren ekspor tetes tebu, meningkat dua kali lipat atau sebesar 128 persen.
Ini dibuktikan dengan jumlah volume ekspor pada periode Januari hingga Oktober 2019 tercatat 27,4 ribu ton atau senilai Rp46,1 miliar tujuan Vietnam dan Filipina.
Sedangkan pada periode 2018 kata Sriyanto, sebanyak 12 ribu ton atau setara dengan Rp26,9 miliar, di ekspor ke Vietnam.
Ia mengatakan, hari ini tetes tebu disertifikasi sebanyak 16 ribu ton dengan nilai mencapai Rp26,9 miliar di ekspor ke Filipina.
"Tren ekspor tetes tebu ini jelas meningkat, selain jumlah maupun volume pengirimannya, negara tujuan ekspor tetes tebu juga bertambah," ujarnya.
Tetes tebu merupakan hasil samping pabrik gula yang sudah tidak dapat dikristalkan lagi.
Meskipun merupakan limbah pabrik gula, namun tetes tebu mempunyai manfaat sebagai bahan baku (molasses) di negara tujuan.
Ekspor yang dilepas Sekda Provinsi Gorontalo, Darda Daraba, termasuk tepung kelapa dessicated coconut tujuan Inggris dengan volume 25 ton atau setara dengan Rp490 juta.*
Baca juga: Sapi kurban dikasih minum madu dan tetes tebu untuk jaga stamina
Baca juga: Mentan lepas ekspor tepung kelapa 8.160 ton dari Gorontalo
"Tetes tebu Gorontalo, laris manis makanya volume ekspornya meningkat," ujar Sriyanto, pada kegiatan pelepasan ekspor komoditas pertanian Provinsi Gorontalo, yaitu tetes tebu (molasses) tujuan Filipina dan tepung kelapa tujuan Inggris, melalui Pelabuhan Anggrek, Gorontalo Utara.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo, Darda Daraba didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Mulyadi D. Mario, Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Gorontalo Utara, Yosfin Dangkua dan Perwakilan Bank Indonesia di Gorontalo.
Sriyanto menjelaskan pihaknya mengawal tetes tebu (cane molasses) menjadi produk dari sektor perkebunan asal Gorontalo untuk keperluan ekspor ke manca negara.
Baca juga: Barantan fasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Gorontalo
Baca juga: Kementan ekspor perdana "wood pellet" Gorontalo ke Korea Selatan
Komoditas tetes tebu termasuk produk medium risk yang mensyaratkan Phytosanitary Certificateatau (PC) kepada negara tujuan.
"Sertifikasi kesehatan tumbuhan atau PC yang kami keluarkan setelah melalui rangkaian tindakan pemeriksaan karantina, kami kawal hingga komoditas ekspor Gorontalo diterima di negara tujuan," ujar Sriyanto, mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian.
Dari data sistem otomasi Karantina Pertanian, IQFAST mencatat tren ekspor tetes tebu, meningkat dua kali lipat atau sebesar 128 persen.
Ini dibuktikan dengan jumlah volume ekspor pada periode Januari hingga Oktober 2019 tercatat 27,4 ribu ton atau senilai Rp46,1 miliar tujuan Vietnam dan Filipina.
Sedangkan pada periode 2018 kata Sriyanto, sebanyak 12 ribu ton atau setara dengan Rp26,9 miliar, di ekspor ke Vietnam.
Ia mengatakan, hari ini tetes tebu disertifikasi sebanyak 16 ribu ton dengan nilai mencapai Rp26,9 miliar di ekspor ke Filipina.
"Tren ekspor tetes tebu ini jelas meningkat, selain jumlah maupun volume pengirimannya, negara tujuan ekspor tetes tebu juga bertambah," ujarnya.
Tetes tebu merupakan hasil samping pabrik gula yang sudah tidak dapat dikristalkan lagi.
Meskipun merupakan limbah pabrik gula, namun tetes tebu mempunyai manfaat sebagai bahan baku (molasses) di negara tujuan.
Ekspor yang dilepas Sekda Provinsi Gorontalo, Darda Daraba, termasuk tepung kelapa dessicated coconut tujuan Inggris dengan volume 25 ton atau setara dengan Rp490 juta.*
Baca juga: Sapi kurban dikasih minum madu dan tetes tebu untuk jaga stamina
Baca juga: Mentan lepas ekspor tepung kelapa 8.160 ton dari Gorontalo
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: