BRI berharap Bank Indonesia kembali turunkan suku bunga
24 Oktober 2019 14:20 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso (dua kanan) saat Pemaparan Kinerja Keuangan Triwulan III 2019 di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (24/10/2019). ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/aa.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso berharap Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis siang ini bisa memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Sunarso mengatakan jika suku bunga acuan kembali turun maka akan berpeluang dalam memberikan sentimen positif bagi pasar serta dapat bermanfaat bagi perbankan terutama untuk ekspansi penyaluran kredit ketika likuiditas perbankan masih cukup ketat.
“Kalau BI Rate turun saya pikir bagus untuk market karena kami melihatnya bahwa sebenarnya sekarang ini pricingnya turun, tetapi kami menghadapi kenyataan bahwa LDR (industri) masih di atas 90 persen,” katanya di Gedung BRI, Jakarta, Kamis.
Baca juga: BRI salurkan KUR Rp77,26 triliun hingga September 2019
Meskipun ia tidak mengetahui kapan pihaknya akan memangkas suku bunga kredit BRI lagi, namun ia berharap melalui penurunan suku bunga acuan BI itu bisa diikuti dengan langkah relaksasi kebijakan lain agar lebih akomodatif.
“Dengan penurunan BI rate diharapkan ada relaksasi-relaksasi nanti,” ujarnya.
BI telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak tiga kali sepanjang 2019 yaitu pertama kali pada Juli 2019 dari 6 persen menjadi 5,75 persen.
BI kembali menurunkan suku bunga acuan untuk kedua kali pada Agustus 2019 sebesar 0,25 basis poin menjadi 5,5 persen.
Baca juga: BRI cetak laba Rp24,8 triliun pada kuartal III 2019
Terakhir, BI memutuskan untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan pada September sebesar 25 basis poin sehingga kini menjadi 5,25 persen.
Selain itu, BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps sehingga masing-masing menjadi 4,50 persen dan 6,00 persen.
Sunarso mengatakan jika suku bunga acuan kembali turun maka akan berpeluang dalam memberikan sentimen positif bagi pasar serta dapat bermanfaat bagi perbankan terutama untuk ekspansi penyaluran kredit ketika likuiditas perbankan masih cukup ketat.
“Kalau BI Rate turun saya pikir bagus untuk market karena kami melihatnya bahwa sebenarnya sekarang ini pricingnya turun, tetapi kami menghadapi kenyataan bahwa LDR (industri) masih di atas 90 persen,” katanya di Gedung BRI, Jakarta, Kamis.
Baca juga: BRI salurkan KUR Rp77,26 triliun hingga September 2019
Meskipun ia tidak mengetahui kapan pihaknya akan memangkas suku bunga kredit BRI lagi, namun ia berharap melalui penurunan suku bunga acuan BI itu bisa diikuti dengan langkah relaksasi kebijakan lain agar lebih akomodatif.
“Dengan penurunan BI rate diharapkan ada relaksasi-relaksasi nanti,” ujarnya.
BI telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak tiga kali sepanjang 2019 yaitu pertama kali pada Juli 2019 dari 6 persen menjadi 5,75 persen.
BI kembali menurunkan suku bunga acuan untuk kedua kali pada Agustus 2019 sebesar 0,25 basis poin menjadi 5,5 persen.
Baca juga: BRI cetak laba Rp24,8 triliun pada kuartal III 2019
Terakhir, BI memutuskan untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan pada September sebesar 25 basis poin sehingga kini menjadi 5,25 persen.
Selain itu, BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps sehingga masing-masing menjadi 4,50 persen dan 6,00 persen.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: