Kupang (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri menyiapkan siswa taman kanak-kanak (TK) menjadi Satria Bela Negara sebagai upaya pembumian Pancasila yang dilakukan sejak dini.

"Kami sedang siapkan anak TK, namanya Satria Bela Negara," kata Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri Dr. Prabawa Eka Soesanta di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis.

Baca juga: Pembumian Pancasila, BPIP kumpulkan Kesbangpol wilayah timur

Hal tersebut disampaikan Prabawa saat Pertemuan Kepala Kesbangpol Regional Wilayah Timur Indonesia bertema "Gotong-Royong Membumikan Pancasila", yang diadakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Anak-anak TK itu, kata dia, akan menjadi agen-agen kecil pembumian Pancasila yang dibekali dengan semangat bela negara dan wawasan kebangsaan.

Baca juga: Kemendagri gelar rapat koordinasi simpul strategis pembumian Pancasila

"Mereka juga akan memastikan papa-mamanya hapal Pancasila, opa-omanya bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya," katanya.

Strategi itu, kata dia, sesuai dengan peribahasa Jawa, yakni "kebo nusu gudel" yang berarti kerbau menyusu kepada anak kerbau sehingga orang tua perlu belajar kepada anaknya.

Baca juga: Ketua MPR: Pancasila wajib masuk kurikulum semua jejang pendidikan

Untuk menyiapkan anak-anak TK sebagai Satria Bela Negara, kata dia, pihaknya tengah melatih guru-guru TK di Bali yang dipilih sebagai proyek percontohan.

"Di Bali, kami sedang meng-'create', melakukan ToT (training of trainer) bagi 50 guru TK. Pada hari terakhir, mereka akan 'peer teaching', praktik," katanya.

Baca juga: BPIP: Pancasila harus terdapat dalam peraturan perundang-undangan

Menurut dia, para guru TK itu diberikan kesempatan praktik mengajar pendidikan bela negara secara langsung dengan metode permainan.

Prabawa mengatakan, pendidikan bela negara harus dimulai sejak dini, bahkan negara-negara lain pun menanamkannya sejak anak berada dalam kandungan.

"Bali jadi 'pilot project', setelah keberhasilan Bali, akan diseminasikan ke seluruh Indonesia. Ya, nanti dievaluasi dulu, dicari kelemahan, kekuatan, tantangan, dan hambatannya," katanya.

Apabila hasil evaluasi sukses, kata Prabawa, kemungkinan tahun depan akan diimplementasikan di provinsi-provinsi lain secara bertahap.

Sementara itu, Direktur Hubungan Antara Lembaga dan Kerja Sama BPIP Elfrida Herawati Siregar menyebutkan setidaknya ada lima isu strategis dalam upaya pembumian Pancasila.

"Lima isu strategis itu, yakni pemahaman Pancasila, eksklusivisme sosial, kesenjangan sosial, pelembagaan Pancasila, dan keteladanan Pancasila," katanya.