Beijing (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar berharap agar Taufik Hidayat tidak meninggalkan dunia bulutangkis setelah memutuskan gantung raket usai Olimpiade 2008 Beijing. "Saya tidak tahu apa rencana Taufik setelah memutuskan untuk mengundurkan diri sepulang Olimpiade Beijing. Tapi saya berharap agar Taufik tidak meningalkan dunia bulutangkis dan bersedia membantu membina perkembangan bulutangkis sebagai pembina atau motivator bagi adik-adik juniornya," kata Agum di Beijing, Kamis, ketika ditanya mengenai menantunya yang sudah memberinya seorang cucu usia satu tahun itu. Agum yang juga Menteri Perhubungan era Presiden Megawati Soekarnoputri itu menilai bahwa sebagai seorang atlet, prestasi menantunya itu sudah melewati puncak dengan tampil sebagai juara Olimpiade 2004 di Athena dan kemudian melengkapi masa keemasannya dengan mejadi juara pada kejuaraan dunia 2005 di AS. "Saya melihat Taufik tidak berbakat menjadi pelatih. Kalau dia ingin tetap menekuni bulutangkis, mungkin yang cocok untuknya adalah sebagai motivator dengan mengadakan berbagai program pelatihan untuk atlet-atlet muda," katanya. "Dari segi prestasi, saya kira sudah cukup bagi Taufik dan sekarang bagaimana ia menjalani hidup untuk menatap masa depan," katanya menambahkan. Taufik yang merupakan juara bertahan dan di Olimpiade Beijing menjadi unggulan ketujuh itu, langsung tersingkir di babak penyisihan setelah dikalahkan pemain veteran Malaysia Wong Chong Hann. Tapi buruknya prestasi Taufik tidak terlepas dari demam berdarah yang menyerang dirinya dan ia baru keluar dari perawatan di rumah sakit hanya seminggu menjelang bertolak ke Beijing. "Dari awal saya sudah menekankan bahwa kondisinya tidak memungkinkan untuk tampil maksimal karena butuh waktu lama untuk benar-benar pulih dari serangan deman berdarah. Hanya tekad kuat yang membuatnya berusaha tampil untuk memberikan yang terbaik bagi negara untuk terakhir kali di ajang Olimpiade," kata Agum yang didampingi istrinya Linda Gumelar. Mengenai peluang tim bulutangkis Indonesia untuk mempertahankan tradisi medali emas, Agum berharap bahwa ganda putri Flandy Limpele/Vita Marissa, ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan serta tunggal putri Maria Kristin, tidak terbebani dengan harapan besar yang ada di pundak mereka. Ketiga nomor tersebut merupakan andalan yang tersisa untuk mempertahankan tradisi medali emas yang sudah berlangsung sejak Olimpiade 1992 Barcelona. Ganda campuran Indonesia Flandy Limpele/Vita Marissa memastikan langkah mereka ke semifinal setelah pada perempatfinal mengalahkan pasangan Denmark Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. Keberhasilan Flandy/Vita ke semifinal itu mengikuti sukses ganda campuran Indonesia lainnya, yakni unggulan pertama Nova Widianto/Liliyana Natsir, yang juga maju ke semifinal setelah mengalahkan pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thungthongkam 21-13, 21-19. Pada semifinal yang akan digelar Sabtu (16/8), Flandy/Vita akan menghadapi pasangan Korea Selatan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung, sedang pasangan Nova/Liliyana akan menghadapi ganda campuran China He Hanbin/Yu Yang. Sementara tunggal putri Maria Kristin di semifinal akan menghadapi tugas berat karena akan berhadapan dengan unggulan kedua Zhang Ning asal China.(*)