Tangerang (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud) Departemen Perhubungan, Budhi M. Suyitno, mengatakan bahwa fasilitas pelayanan Bandara Soekarno-Hatta perlu pembenahan karena banyak kekurangan. Hal tersebut dikatakannya seusai inspeksi mendadak (sidak) di bandara internasionalyang berlokasi di Tangerang, Banten, itu pada Kamis malam. Hal itu dilakukannya bersama Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta, Herry Bakti, dan sejumlah tim inspektor dari Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara (DSKU). Sejumlah temuan yang menjadi kekurangan bandara terbesar di Indonesia tersebut antara lain pada aspek personel, dokumentasi, peralatan serta fasilitas bandar udara. Temuan pada aspek personil yakni petugas maskapai tidak memeriksa identitas penumpang dan percaloan tiket berkeliaran, sedangkan aspek dokumentasi terjadi keterlambatan tiga jam karena alasan operasional pesawat. PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Soetta juga kekurangan petugas menara atau Air Traffic Control (ATC) yang saat ini hanya berjumlah tujuh orang per shift padahal idealnya berjumlah 12 orang. Aspek peralatan yakni kerusakan pada dua unit belalai tempat turun penumpang dan dua unit elevator di Terminal 2 F serta kenyamanan terganggu karena satu papan pengumuman digunakan untuk tiga maskapai bahkan petugas juga menemukan kerusakan sebanyak 3 unit kendaraan pemadam kebakaran sedangkan 12 unit lainnya secara bergantian diperbaiki dari jumlah total 18 unit mobil. Selain itu, Budhi M Suyitno juga memeriksa sebanyak 12 pesawat dari lima maskapai yaitu Lion Air, Batavia, Garuda, Air Asia dan Wing Air yang diketahui mengalami kerusakan ringan atau tipe C. "Pesawat tersebut diberi waktu 10 hari untuk menjalani perbaikan, jika tidak ada laporan akan ditarik," kata Budhi. Kerusakan pada pesawat terdiri dari pilot kurang paham dalam mengoperasikan peralatan sistem penunjuk lokasi (Global Positioning System/GPS) pesawat, petugas maskapai di lapangan tidak menjalankan prosedur keamanan seperti pemasangan ganjal roda dan pilot tidak menggunakan silabus pelatihan. Sementara itu, petugas pun menemukan pelanggaran pada pesawat Garuda PK-GGU jenis Boeing 737-300 dalam hal lampu taxi tidak terpasang, kehilangan baut pada panel akses (Garuda B737-300 PK-GHS), hilang baut pada fairing mesin (Air Asia/B737-300 PK-AWT) dan patah stabiliser tangga penumpang (Lion Air/B737-400 PK-LIW) dan sejumlah hal lain yang bisa membahayakan. (*)