Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai tekanan terhadap pasar keuangan dalam negeri saat ini lebih banyak berasal dari situasi global.

"Lebih karena situasi global, kan fokusnya pada dua hal," kata Sri Mulyani usai pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan pada Selasa (22/10) IMF dan Bank Dunia dalam pertemuan tahunannya memberikan proyeksi yang tidak terlalu baik yang menyebutkan perekonomian dunia melemah dan terjadi risiko perlambatan.

"Itu mempengaruhi juga secara psikologis dan dari sisi rate dari investasi yang muncul karena biasanya mereka membutuhkan confidence," katanya.

Baca juga: Pakar sebut Sri Mulyani tahu persis struktur ekonomi Indonesia

Menurut dia, kalau banyak proyeksi yang menggambarkan banyak pelemahan juga akan mempengaruhi kepercayaan pasar.

Menurut dia, hal kedua yang mempengaruhi adalah belum pastinya langkah Brexit Inggris dari Uni Eropa.

"Itu yang 'dragging"-nya berlarut larut yang juga menimbulkan sentimen negatif," katanya.

Mengenai programnya sebagai Menkeu di Kabinet Indonesia Maju, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan kementerian yang dipimpinnya mendukung program prioritas Presiden Jokowi dengan penekanan pada peningkatan kualitas SDM.

"Berarti program-program untuk peningkatan kualitas SDM, di bidang pendidikan, tenaga kerja, skill, kesehatan, pengentasan kemiskinan, menjadi sesuatu sangat penting. Kami mendukung apa yang dilakukan kementerian terkait," katanya.

Baca juga: Tetap jadi Menkeu, ini sepak terjang Sri Mulyani Indrawati

Kemudian di bidang ekonomi, lanjut dia, Presiden menyampaikan mengenai masalah kompetisi, inovasi, daya saing sehingga negara bisa mengurangi defisit neraca transaksi berjalan.

"Ini melalui peningkatan kualitas industrialisasi di Indonesia, kebijakan perdagangan, itu semuanya akan kami dukung dari para menteri dan menko ekonomi," katanya.

Ketika ditanya adanya Menhan Prabowo Subianto yang sering mengritik kebijakan Menkeu, Sri Mulyani mengatakan tidak apa apa.

"Ya tidak apa apa kan kita kerja, kita bekerja di bawah pimpinan Bapak Presiden," katanya.
Baca juga: Indonesia raih posisi teratas pasar keuangan syariah global