Pangkalpinang (ANTARA) - Keberadaan Ida Fauziyah sebagai wanita yang menjabat Menteri Tenaga Kerja diharapkan lebih berempati dan lebih responsif mengenai dinamika ketenagakerjaan di Tanah Air.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Darusman Aswan di Pangkalpinang, Rabu, mengatakan kehadiran Ida Fauziyah merupakan sejarah baru dalam dunia ketenagakerjaan.
Dengan sosok wanita yang memiliki naluri keibuan, diharapkan Ida Fauziah mampu menampilkan kepemimpinan dan pengayoman yang lebih lembut dan responsif.
"Menghadapi problematika ketenagakerjaan itu membutuhkan menteri yang lembut, tapi tegas," katanya.
Baca juga: Apjati siap bekerja sama dengan menteri ketenagakerjaan baru
Karena itu, SPSI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo yang menugaskan seorang wanita dalam mengurusi problematika dan dinamika ketenagakerjaan.
Selain lebih empati dan responsif, SPSI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap Menteri Tenaga Kerja (Menaker) yang baru selalu memantau perkembangan di daerah.
Sebagai fasilitator dan pembuat kebijakan, Menaker perlu memastikan aturan yang telah dibuat benar-benar direalisasikan di daerah.
"Menteri kan membuat peraturan dan kebijakan. Namun mereka di pusat. Tidak jarang realisasinya berbeda di lapangan," ujar Darusman.
Selain itu, Menaker yang baru juga diharapkan mampu memberdayakan pekerja lokal agar potensi yang ada di Tanah Air bisa dirasakan dan dinikmati masyarakat.
Ia mencontohkan potensi pertambangan tengah laut yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang pekerja kasarnya banyak berasal dari Thailand.
Padahal, keterampilan dan pengetahuan pekerja lokal tidak kalah dengan pekerja Thailand dalam mengeksplorasi potensi tambang yang ada.
"Malah kalau mau jujur, pekerja kita lebih hebat dan memahami kondisi," katanya.
SPSI Babel berharap Ida Fauziyah lebih responsif
23 Oktober 2019 12:18 WIB
Ketua SPSI Provinsi Babel Darusman Aswan (ANTARA/Irwan Arfa)
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: