Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta pada sesi Rabu pagi menguat tipis, dengan pelaku pasar masih membeli rupiah yang tampaknya masih didukung sentimen positif. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik delapan poin menjadi Rp9.170/9.175 dari hari sebelumnya Rp9.178/9.190 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu, mengatakan kenaikan rupiah terhadap dolar AS terutama disebabkan pelaku pasar masih memburu rupiah. Nilai tukar rupiah masih berpeluang untuk menguat setelah mengalami koreksi harga yang cukup tajam, katanya. Rupiah sebelumnya sempat menguat mencapai angka di bawah Rp9.100 per dolar, namun dengan penurunan harga minyak mentah dunia yang terus terjadi hingga berkisar 113,15 dolar, pelaku lebih cenderung membeli dolar AS. Namun dengan akan masuknya dana parkir pengusaha Indonesia ke pasar domestik dan meningkatnya investasi asing di instrumen Bank Indonesia (BI) memicu pelaku lokal kembali membeli rupiah, tuturnya. Posisi rupiah, menurut dia saat ini sangat stabil, apalagi BI menginginkan mata uang Indonesia berada di bawah angka Rp9.200 per dolar AS. Jadi posisi rupiah pada angka Rp9.170/9.175 per dolar AS dinilai cukup bagus, ujarnya. Ia mengatakan rupiah pada level tersebut menunjukkan kepercayaan investor asing masih tetap tinggi, ekonomi Indonesia tetap tumbuh meski agak melambat pada kuartal kedua tahun ini. Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan hanya mencapai 6 persen dari sebelumnya 6,3 persen, katanya. Rupiah, pada sore nanti masih berpeluang untuk naik lagi, meski pelaku mulai memperhatikan lagi dolar AS, akibat penurunan harga minyak mentah dunia. Pasar mulai cenderung melirik mata uang asing, namun agak tertahan dengan masuknya investasi asing terutama dari Kawasan Timur Tengah dan Australia, ucapnya. (*)