Gantikan Susi, Edhy Prabowo diminta lanjutkan berantas IUU Fishing
23 Oktober 2019 10:26 WIB
Wakil Ketua Umum Edhy Prabowo saat meninggalkan kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia Moh Abdi Suhufan menyatakan, Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru harus dapat melanjutkan kebijakan signifikan yang telah ditelurkan pada era Menteri Susi Pudjiastuti.
"Kami berharap agar pak Edhy dapat melanjutkan sejumlah kebijakan sebelumnya yang telah membawa dampak signifikan bagi pengelolaan kelautan dan perikanan nasional," katanya kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Abdi yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia itu memaparkan, beberapa kebijakan yang signifikan antara lain adalah IUU Fishing atau pemberantasan penangkapan ikan ilegal.
Selain itu, ujar dia, kebijakan lainnya yang signifikan dan positif yang tercetus oleh Menteri Susi adalah moratorium kapal asing penangkap ikan dan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT).
Pembangunan SKPT, ujar dia, merupakan hal yang penting agar dapat terjadi pemerataan pembangunan ke depannya.
Baca juga: Gantikan Susi, pengamat sebut Edhy Prabowo harus cepat adaptasi
Baca juga: Kiara: Edhy Prabowo harus dapat melampaui Susi Pudjiastuti
Abdi juga menginginkan Edhy Prabowo dapat meningkatkan investasi dan ekspor perikanan, merealisasikan industrialisasi perikanan di luar Jawa, meningkatkan PNBP dari jasa kelautan seperti pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil dan konservasi, serta mengimplementasikan kebijakan perlindungan bagi awak perikanan serta nelayan kecil.
Penting pula, lanjutnya, untuk memperbaiki tata niaga garam, salah satunya dengan penetapan harga garam yang menguntungkan petambak garam dan menghentikan impor garam.
Sedangkan untuk skema bantuan kapal, masih menurut dia, juga selayaknya untuk dievaluasi dan sebaiknya dapat diserahkan ke daerah melalui Dana Tugas Perbantuan atau Dana Alokasi Khusus terutama untuk kapal berukuran di bawah 10 GT.
Sebelumnya, Edhy Prabowo saat menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR RI dalam sejumlah kesempatan menyatakan bahwa pihaknya mendukung kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan yang melakukan aksinya di kawasan perairan nasional dan merugikan Republik Indonesia.
"Kami tegaskan bahwa Komisi IV tetap mendukung kebijakan penenggelaman kapal asing yang memasuki wilayah Indonesia dan mencuri kekayaan alam Indonesia," kata Edhy di Jakarta, 11 Januari 2018 lalu.
Menurut Edhy ketika itu, terkait kebijakan menenggelamkan kapal asing, semangatnya Menteri Susi adalah untuk melindungi sumber daya alam nasional, selain itu melindungi kekayaan negara dari asing pihak asing.
Hal tersebut, lanjutnya, perlu untuk segera didukung oleh berbagai pihak.
Dia berpendapat bahwa penenggelaman kapal asing yang terbukti mencuri kekayaan alam Indonesia itu berdampak baik kepada nelayan serta menimbulkan efek jera.
Baca juga: Susi Pudjiastuti suarakan pemberantasan illegal fishing sejak 2005
Baca juga: Susi tegaskan ancaman penangkapan ikan ilegal di wilayah perbatasan
Baca juga: Menteri Susi dorong Polri usut tuntas pelaku aktivitas ilegal di laut
"Kami berharap agar pak Edhy dapat melanjutkan sejumlah kebijakan sebelumnya yang telah membawa dampak signifikan bagi pengelolaan kelautan dan perikanan nasional," katanya kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Abdi yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia itu memaparkan, beberapa kebijakan yang signifikan antara lain adalah IUU Fishing atau pemberantasan penangkapan ikan ilegal.
Selain itu, ujar dia, kebijakan lainnya yang signifikan dan positif yang tercetus oleh Menteri Susi adalah moratorium kapal asing penangkap ikan dan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT).
Pembangunan SKPT, ujar dia, merupakan hal yang penting agar dapat terjadi pemerataan pembangunan ke depannya.
Baca juga: Gantikan Susi, pengamat sebut Edhy Prabowo harus cepat adaptasi
Baca juga: Kiara: Edhy Prabowo harus dapat melampaui Susi Pudjiastuti
Abdi juga menginginkan Edhy Prabowo dapat meningkatkan investasi dan ekspor perikanan, merealisasikan industrialisasi perikanan di luar Jawa, meningkatkan PNBP dari jasa kelautan seperti pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil dan konservasi, serta mengimplementasikan kebijakan perlindungan bagi awak perikanan serta nelayan kecil.
Penting pula, lanjutnya, untuk memperbaiki tata niaga garam, salah satunya dengan penetapan harga garam yang menguntungkan petambak garam dan menghentikan impor garam.
Sedangkan untuk skema bantuan kapal, masih menurut dia, juga selayaknya untuk dievaluasi dan sebaiknya dapat diserahkan ke daerah melalui Dana Tugas Perbantuan atau Dana Alokasi Khusus terutama untuk kapal berukuran di bawah 10 GT.
Sebelumnya, Edhy Prabowo saat menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR RI dalam sejumlah kesempatan menyatakan bahwa pihaknya mendukung kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan yang melakukan aksinya di kawasan perairan nasional dan merugikan Republik Indonesia.
"Kami tegaskan bahwa Komisi IV tetap mendukung kebijakan penenggelaman kapal asing yang memasuki wilayah Indonesia dan mencuri kekayaan alam Indonesia," kata Edhy di Jakarta, 11 Januari 2018 lalu.
Menurut Edhy ketika itu, terkait kebijakan menenggelamkan kapal asing, semangatnya Menteri Susi adalah untuk melindungi sumber daya alam nasional, selain itu melindungi kekayaan negara dari asing pihak asing.
Hal tersebut, lanjutnya, perlu untuk segera didukung oleh berbagai pihak.
Dia berpendapat bahwa penenggelaman kapal asing yang terbukti mencuri kekayaan alam Indonesia itu berdampak baik kepada nelayan serta menimbulkan efek jera.
Baca juga: Susi Pudjiastuti suarakan pemberantasan illegal fishing sejak 2005
Baca juga: Susi tegaskan ancaman penangkapan ikan ilegal di wilayah perbatasan
Baca juga: Menteri Susi dorong Polri usut tuntas pelaku aktivitas ilegal di laut
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: