Pemkab Bandung siapkan bantuan untuk korban angin kencang
22 Oktober 2019 20:33 WIB
Sebuah pohon tumbang akibat angin kencang yang menerjang pada Senin (21/10) di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (22/10/2019). ANTARA/HO-Humas Kabupaten Bandung
Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyatakan hingga kini masih melakukan pendataan kerusakan rumah terdampak terjangan angin kencang yang terjadi di Kecamatan Pangalengan dan Kertasari pada Senin (21/10) lalu.
Bupati Bandung, Dadang M Naser menyebut telah meminta pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung agar bisa memberi bantuan material untuk korban.
“Selain aparat, masyarakat juga bahu membahu saling membantu melakukan evakuasi reruntuhan pohon. Untuk bantuan, nanti kita akan lakukan sesuai prosedur dan warga yang rumahnya tidak layak, akan menjadi prioritas,” kata Dadang, saat meninjau lokasi bencana, Selasa.
Dari pendataan sementara, menurutnya sebanyak 1.200 rumah terdampak mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang. Seluruh rumah yang terdampak tersebut berada di lima desa, yakni Desa Margamulya, Sukamanah, Margamukti, Wanasuka dan Desa Banjarsari.
Baca juga: Bupati imbau warga waspada angin kencang di Kabupaten Bandung
Baca juga: Sekitar 884 jiwa terdampak angin kencang di Kabupaten Bandung
Dengan demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap angin kencang yang bisa terjadi kapan saja. Karena menurutnya saat ini sedang terjadi peralihan musim yang mengakibatkan anomali cuaca.
Sementara itu, Kepala Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Rasmid menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan, antara wilayah Bumi Belahan Selatan (BBS) dan Utara (BBU). Perbedaan tersebut menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer.
Menurut Rasmid sejumlah wilayah di Jawa Barat (Jabar) sudah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa peralihan ini, ia menilai wilayah Jabar akan rentan terjadi cuaca ekstrem.
"Berpotensi terjadinya cuaca ekstrem, di antaranya angin kencang, dan terpantau juga peningkatan kecepatan angin di wilayah Jabar, termasuk di Kabupaten Bandung,” kata Rasmid.
Senada dengan Dadang, Rasmid juga mengimbau agar masyarakat Jabar selalu waspada terhadap peralihan cuaca ini.
“Tetap waspada dan selalu siaga, karena saat ini Jabar memasuki masa peralihan musim,” katanya.
Baca juga: Badai angin, jalur pendakian Gunung Lawu ditutup
Baca juga: Pengungsi bencana angin kencang Kota Batu mulai dipulangkanBaca juga: Pemkab Magelang tetapkan status darurat bencana angin kencang
Bupati Bandung, Dadang M Naser menyebut telah meminta pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung agar bisa memberi bantuan material untuk korban.
“Selain aparat, masyarakat juga bahu membahu saling membantu melakukan evakuasi reruntuhan pohon. Untuk bantuan, nanti kita akan lakukan sesuai prosedur dan warga yang rumahnya tidak layak, akan menjadi prioritas,” kata Dadang, saat meninjau lokasi bencana, Selasa.
Dari pendataan sementara, menurutnya sebanyak 1.200 rumah terdampak mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang. Seluruh rumah yang terdampak tersebut berada di lima desa, yakni Desa Margamulya, Sukamanah, Margamukti, Wanasuka dan Desa Banjarsari.
Baca juga: Bupati imbau warga waspada angin kencang di Kabupaten Bandung
Baca juga: Sekitar 884 jiwa terdampak angin kencang di Kabupaten Bandung
Dengan demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap angin kencang yang bisa terjadi kapan saja. Karena menurutnya saat ini sedang terjadi peralihan musim yang mengakibatkan anomali cuaca.
Sementara itu, Kepala Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Rasmid menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan, antara wilayah Bumi Belahan Selatan (BBS) dan Utara (BBU). Perbedaan tersebut menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer.
Menurut Rasmid sejumlah wilayah di Jawa Barat (Jabar) sudah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa peralihan ini, ia menilai wilayah Jabar akan rentan terjadi cuaca ekstrem.
"Berpotensi terjadinya cuaca ekstrem, di antaranya angin kencang, dan terpantau juga peningkatan kecepatan angin di wilayah Jabar, termasuk di Kabupaten Bandung,” kata Rasmid.
Senada dengan Dadang, Rasmid juga mengimbau agar masyarakat Jabar selalu waspada terhadap peralihan cuaca ini.
“Tetap waspada dan selalu siaga, karena saat ini Jabar memasuki masa peralihan musim,” katanya.
Baca juga: Badai angin, jalur pendakian Gunung Lawu ditutup
Baca juga: Pengungsi bencana angin kencang Kota Batu mulai dipulangkanBaca juga: Pemkab Magelang tetapkan status darurat bencana angin kencang
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: