Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore turun tipis empat poin menjadi Rp9.169/9.175 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.165/9.170. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Senin mengatakan, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar dengan melepas cadangan dolar AS untuk mendukung pergerakan rupiah. Upaya BI melepas cadangan dolar AS memberikan dukungan positif terhadap rupiah sehingga mata uang Indonesia tidak terpuruk terlalu jauh, katanya. BI, menurut dia, khawatir apabila tidak melakukan intervensi, maka rupiah akan terus terpuruk dan bisa menembus kembali angka Rp9.300 per dolar AS. Besarnya minat beli dolar AS oleh pelaku pasar, karena pelaku lokal membutuhkan mata uang asing itu dalam jumlah besar untuk membayar utangnya yang sudah jatuh tempo, katanya. Rupiah sebelumnya sempat menembus angka Rp9.200 per dolar AS menjadi Rp9.220 per dolar AS, akibat kuatnya aksi beli dolar AS di pasar uang domestik seiring dengan menguat mata uang AS di pasar global. Pembelian dolar AS itu terus terjadi setelah harga minyak mentah dunia merosot hingga mencapai 115 dolar AS per barel, ujanya. Ia mengatakan, rupiah optimis masih dapat menguat lagi, karena berbagai faktor positif tetap mendukungnya seiring dengan semakin besarnya dana asing masuk ke pasar domestik. Hal ini juga didukung oleh portofolio investasi asing di dalam negeri yang cenderung meningkat, setelah mengetahui selisih bunga antara rupiah dan dolar AS semakin besar, katanya. BI sebelumnya telah menaikkan suku bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,00 persen dari sebelumnya 8,75 persen untuk mengatasi pengaruh global yang masih tinggi. (*)