Desa Munggu Badung kemas Tradisi Mekotek jadi atraksi wisata
21 Oktober 2019 17:18 WIB
Seorang pemuda berdiri di atas tongkat yang disatukan dalam Tradisi Mekotek saat Hari Raya Kuningan di Desa Munggu, Badung, Bali. ANTARA/Fikri Yusuf
Badung (ANTARA) - Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, mengemas Tradisi Mekotek yang merupakan tradisi asli desa tersebut menjadi suatu bentuk garapan fragmentari yang dapat menjadi suatu atraksi wisata.
"Desa Munggu telah ditetapkan sebagai Desa Wisata sesuai dengan Peraturan Bupati Badung No. 47 tahun 2010, untuk itu kami mencoba mengemas tradisi Mekotek dalam bentuk fragmentari yang kami suguhkan selama wisatawan domestik maupun mancanegara yang menginap di wilayah Desa Wisata Munggu," ujar Ketua Panitia Putu Suarda, di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan, Mekotek merupakan tradisi unik yang hanya ada di Desa Munggu yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali oleh para pemuda setempat pada Hari Raya Kuningan.
Gagasan untuk mengemas garapan fragmentari Mekotek diawali oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat sebagai sumber daya manusia penggerak Desa Wisata Munggu.
Baca juga: Wakil wali kota Marseille Perancis kunjungi Badung Bali
Baca juga: Pasca-isu paket wisata murah, Pemkab Badung-China kerja sama pariwisata
Ia menjelaskan selain sebagai atraksi bagi wisatawan, garapan fragmentari dari tradisi Mekotek tersebut diharapkan dapat melestarikan dan meningkatkan budaya yang ada di desa itu.
"Kami ingin mengarahkan para pemuda untuk melakukan kegiatan positif yang juga dapat meningkatkan perekonomian di Desa Munggu," katanya.
Ia menambahkan garapan fragmentari itu dipercayakan oleh Listibya Desa Munggu kepada para seniman yang tergabung dalam Sanggar Seni Semeton Barong yang dipimpinan oleh Putu Eka Darmayasa dari Banjar Kerobokan, Munggu.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pagelaran fragmentari Mekotek tersebut.
Menurutnya, selain dalam upaya tetap melestarikan potensi seni dan budaya, garapan itu juga mampu menjadi atraksi wisata unggulan di Desa Munggu.
"Kami menyambut baik pagelaran fragmentari Mekotek di Desa Munggu ini, namun kami harapkan kemasan atraksi wisata itu juga tetap menjaga kesakralan dari budaya Mekotek," ujarnya.*
Baca juga: Pantai Kedonganan dipenuhi sampah plastik
Baca juga: Dijadikan kawasan wisata olahraga, Badung gelar night run
"Desa Munggu telah ditetapkan sebagai Desa Wisata sesuai dengan Peraturan Bupati Badung No. 47 tahun 2010, untuk itu kami mencoba mengemas tradisi Mekotek dalam bentuk fragmentari yang kami suguhkan selama wisatawan domestik maupun mancanegara yang menginap di wilayah Desa Wisata Munggu," ujar Ketua Panitia Putu Suarda, di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan, Mekotek merupakan tradisi unik yang hanya ada di Desa Munggu yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali oleh para pemuda setempat pada Hari Raya Kuningan.
Gagasan untuk mengemas garapan fragmentari Mekotek diawali oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat sebagai sumber daya manusia penggerak Desa Wisata Munggu.
Baca juga: Wakil wali kota Marseille Perancis kunjungi Badung Bali
Baca juga: Pasca-isu paket wisata murah, Pemkab Badung-China kerja sama pariwisata
Ia menjelaskan selain sebagai atraksi bagi wisatawan, garapan fragmentari dari tradisi Mekotek tersebut diharapkan dapat melestarikan dan meningkatkan budaya yang ada di desa itu.
"Kami ingin mengarahkan para pemuda untuk melakukan kegiatan positif yang juga dapat meningkatkan perekonomian di Desa Munggu," katanya.
Ia menambahkan garapan fragmentari itu dipercayakan oleh Listibya Desa Munggu kepada para seniman yang tergabung dalam Sanggar Seni Semeton Barong yang dipimpinan oleh Putu Eka Darmayasa dari Banjar Kerobokan, Munggu.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pagelaran fragmentari Mekotek tersebut.
Menurutnya, selain dalam upaya tetap melestarikan potensi seni dan budaya, garapan itu juga mampu menjadi atraksi wisata unggulan di Desa Munggu.
"Kami menyambut baik pagelaran fragmentari Mekotek di Desa Munggu ini, namun kami harapkan kemasan atraksi wisata itu juga tetap menjaga kesakralan dari budaya Mekotek," ujarnya.*
Baca juga: Pantai Kedonganan dipenuhi sampah plastik
Baca juga: Dijadikan kawasan wisata olahraga, Badung gelar night run
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: