IIKT asuh 58 anak stunting di Bangka Belitung
21 Oktober 2019 13:51 WIB
Ketua Ikatan Istri Pejabat BUMN, Eri Imam Aprianto saat berkunjung ke rumah anak penderita stunting di Kelurahan Tuatunu, Pangkalpinang, Minggu (20/10/2019) sore. ANTARA/Aprionis
Pangkalpinang (ANTARA) - Ikatan Istri Karyawan Timah menjadi orang tua asuh 58 anak penderitastunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna menyukseskan program pemerintah dalam menangani dan menekan penyakit tersebut.
"Alhamdulillah anak-anak yang diasuh selama tiga bulan terakhir sudah mulai membaik gizi, berat badan dan tingginya," kata Ketua Umum IIKT, Else Riza Pahlevi di Pangkalpinang, Senin.
Baca juga: Penderita stunting Riau capai 28.171 balita
Ia mengatakan sebanyak 58 orang anak penderita stunting ini tersebar di wilayah operasional PT Timah Tbk yaitu Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang.
"Kita dalam sebulan sekali mengunjungi rumah anak asuh ini, guna mengetahui perkembangan kesehatan, berat badan dan tinggi penderita stunting tersebut," ujarnya.
Baca juga: Ketua IIP BUMN apresiasi IIKT tangani stunting di Babel
Menurut dia dalam menangani kasus stunting ini, IIKT melakukan pendampingan, mengunjungi rumah penderita, wawancara untuk menggali informasi awal untuk mengetahui penyebab stunting pada anak, posyandu dan observasi yang dilakukan oleh dokter.
"Hasil dari observasi yang dilakukan oleh dokter, anak-anak dengan stunting ditangani sesuai dengan diagnosa dokter. Beberapa penanganan yang dilakukan yakni, pemberian makanan tambahan, multivitamin, serta edukasi tentang gizi pada anak dan pola hidup sehat," katanya.
Baca juga: Menkes umumkan angka stunting turun jadi 27,67 persen
Ketua Ikatan Istri Pejabat BUMN, Eri Imam Aprianto mengapresiasi IIKT menangani anak penderita stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ia mengatakan Ibu Negara Republik Indonesia, Iriana Joko Widodo telah melakukan langkah-langkah pencegahan stunting, yaitu melalui perbaikan pola makan, pola hidup, asuh, sanitasi dan pentingnya Posyandu sebagai garda depan pencegahan stunting.
"Ini program pemerintah, terutama Ibu Iriana Jokowi dan organisasi-organisasi perempuan untuk membebaskan generasi penerus bangsa ini dari stunting," ujarnya.
"Alhamdulillah anak-anak yang diasuh selama tiga bulan terakhir sudah mulai membaik gizi, berat badan dan tingginya," kata Ketua Umum IIKT, Else Riza Pahlevi di Pangkalpinang, Senin.
Baca juga: Penderita stunting Riau capai 28.171 balita
Ia mengatakan sebanyak 58 orang anak penderita stunting ini tersebar di wilayah operasional PT Timah Tbk yaitu Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang.
"Kita dalam sebulan sekali mengunjungi rumah anak asuh ini, guna mengetahui perkembangan kesehatan, berat badan dan tinggi penderita stunting tersebut," ujarnya.
Baca juga: Ketua IIP BUMN apresiasi IIKT tangani stunting di Babel
Menurut dia dalam menangani kasus stunting ini, IIKT melakukan pendampingan, mengunjungi rumah penderita, wawancara untuk menggali informasi awal untuk mengetahui penyebab stunting pada anak, posyandu dan observasi yang dilakukan oleh dokter.
"Hasil dari observasi yang dilakukan oleh dokter, anak-anak dengan stunting ditangani sesuai dengan diagnosa dokter. Beberapa penanganan yang dilakukan yakni, pemberian makanan tambahan, multivitamin, serta edukasi tentang gizi pada anak dan pola hidup sehat," katanya.
Baca juga: Menkes umumkan angka stunting turun jadi 27,67 persen
Ketua Ikatan Istri Pejabat BUMN, Eri Imam Aprianto mengapresiasi IIKT menangani anak penderita stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ia mengatakan Ibu Negara Republik Indonesia, Iriana Joko Widodo telah melakukan langkah-langkah pencegahan stunting, yaitu melalui perbaikan pola makan, pola hidup, asuh, sanitasi dan pentingnya Posyandu sebagai garda depan pencegahan stunting.
"Ini program pemerintah, terutama Ibu Iriana Jokowi dan organisasi-organisasi perempuan untuk membebaskan generasi penerus bangsa ini dari stunting," ujarnya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: