London (ANTARA News) - Rusia tidak ingin melakukan perang besar-besaran dengan Georgia dan hanya berusaha memulihkan situasi di Ossetia Selatan menjelang konflik pekan ini, kata Menlu Rusia Sergei Lavrov kepada stasiun televisi BBC. Lavrov menuduh Presiden Georgia Mikheil Saakashvili sengaja membesar-besarkan ancaman Rusia dengan menyatakan Moskow memiliki ambisi wilayah lebih luas di bekas wilayah-wilayah Sovyet. Menjawab pertanyaan apakah Rusia bersiap untuk melancarkan perang besar-besaran dengan Georgia, ia mengatakan: Tidak, tidak, tidak, tidak" dan menambahkan: Tuan Saakashvili tetap mengatakan kami ingin merebut wilayah Georgia. "Ia juga mengatakan ini bukan tentang Georgia, ini adalah tentang masa depan Eropa karena ia mengatakan Rusia juga adalah mengklaim wilayah negara-negara lain termasuk negara-negara Baltik, yang adalah omong kosong," tambahnya. Pernyataannya dalam satu wawancara televisi BBC dilakukan ketika Saakashvili mendeklarasikan "keadaan perang "setelah menuduh Moskow membom daerah-daerah sipil Georgia, dan mengatakan negaranya "berada dalam agresi militer total." Rusia mendukung pemerintah separatis Ossetia Selatan dan mengirim tank-tank dan pasukan, Jumat untuk menghadapi operasi militer Georgia yang pro Barat itu dengan tujuan menguasai kembali provinsi yang memisahkan diri awal tahun 1990-an itu. Lavrov mengatakan Georgia mengingkari satu perjanjian perdamaian yang ia katakan telah disetujui untuk sementara satu setengah tahun lalu, berdasarkan mana Georgia setuju untuk tidak menggunakan kekuatan militer dalam sengketa di Ossetia Selatan itu, demikian AFP.(*)