Batu Bata Peninggalan Mojopahit Dilaporkan BP3 Trowulan
7 Agustus 2008 18:22 WIB
Bojonegoro (ANTARA News) - Temuan batu bata peninggalan pada era Kerajaan Mojopahit di Dusun Prajekan, Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro Jawa Timur dilaporkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan Mojokerto.
"Laporan ke BP3 sedang kami susun, intinya agar ada tindak lanjut hasil temuan batu bata itu," kata Kasubdin Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudaya Bojonegoro, Imam Wahyu Santoso, kepada ANTARA News di Bojonegoro, Kamis.
Ia mengaku belum tahu langkah BP3 Trowulan Mojokerto menyikapi laporan itu, tapi paling tidak BP3 Trowulan hendaknya turun ke lapangan, sekaligus merekomendasi tindakan selanjutnya atas temuan batu bata itu.
"Dari hasil penelitian sementara, batu bata yang memiliki ketebalan 5 cm, panjang 35 cm dan lebar 16 cm itu merupakan peninggalan batu bata di zaman Majapahit," katanya.
Ciri-ciri khas yang memastikan batu bata itu berasal dari masa Kerajaan Mojopahit, karena ada tanda gambar "kluwung" atau pelangi.
"Batu bata itu lebih besar dibandingkan batu bata di zaman sekarang (tebal 5 cm, panjang 24 cm, dan lebar 10 cm). Batu bata itu biasa dimanfaatkan untuk bangunan candi pemujaan seperti yang ada di sejumlah lokasi di Mojokerto dan juga tempat lainnya," katanya.
Batu bata itu ditemukan seorang penambang pasir bernama Kasim yang juga warga setempat. "Dia menemukan ketika musim penghujan yang lalu. Saat menambang pasir di sungai, dia tahu ada tumpukan batu bata yang semula tertutup menjadi terlihat akibat tebing sungai longsor tergerus air hujan," katanya.
Menurut dia, tumpukan batu bata itu memiliki ketinggian 1 meter, panjang 1,5 m dan lebar 60 cm, tapi sebagian lainnya masih tertutup tanah di belakang rumah Warsid di tepi tebing sungai yang longsor itu.
"Berdasarkan penjelasan warga, di lokasi sungai itu sering ditemukan tulang hewan yang sudah menjadi fosil. Seperti temuan tulang hewan tujuh tahun yang lalu dengan panjang lima meter lebih yang sudah menjadi fosil, tetapi temuan tulang binatang purba itu sudah dijual," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008
Tags: