Barcelona (ANTARA) - Puluhan ribu pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera-bendera Catalunya dan meneriakkan "Merdeka" dan "Bebaskan tahanan politik!" berkumpul di Barcelona pada Jumat, hari kelima protes terhadap pemenjaraan para pemimpin separatis.

Banyak pengunjuk rasa memulai perjalanan mereka ke kota itu pada Rabu (16/10) dari berbagai kota praja di seluruh kawasan bagian timur laut Spanyol setelah Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman atas sembilan orang hingga 13 tahun penjara setelah usaha gagal untuk memisahkan diri dari Spanyol pada 2017.

Hukuman tersebut menyulut kekerasan di jalan-jalan Spanyol dan protes-protes pada Jumat, yang juga ditandai mogok para pekerja, akan diawasi secara seksama soleh pihak berwenang di Madrid.

"Sepanjang pekan ini seperti Anda lihat, insiden-insiden kekerasan terjadi di Catalunya. Mereka sudah diatur ... oleh kelompok-kelompok yang minoritas tetapi sangat terorganisir," kata Menteri Dalam Negeri Fernando Grande-Marlaska dalam jumpa pers. "Aksi-aksi mereka sebagaimana sudah kami katakan, tak lepas dari jeratan hukum."

Aksi-aksi yang berlangsung pada Jumat sejauh ini berjalan damai. Para pemerotes membawa anggota keluarga mereka, bersepeda dan membawa bendera kemerdekaan Catalunya melintasi jalur jalan bebas hambatan dan jalan-jalan utama lainnya ketika mereka berjalan menuju ibu kota Catalunya itu. Sejumlah orang di Barcelona berdiri di tepi jalan-jalan, dan memberikan semangat ketika para pejalan kaki tiba.

Para demonstran yang berjalan melintasi jalan hambatan menuju Barcelon membawa bendera raksasa bertuliskan kalimat "Bebaskan Tahanan Catalunya Sekarang."

Sejumlah jalan utama di Barcelona ditutup untuk mengantisipasi unjuk rasa. Kereta-kereta regional dan metro di kota itu beroperasi tetapi tidak penuh sesuai jadwal karena serikat-serikat kerja pro-kemerdekaan menyerukan mogok.

Sumber: Reuters

Baca juga: Spanyol minta Belgia menahan mantan pemimpin Catalunya

Baca juga: Pemimpin separatis Catalunya katakan referendum baru tak terhindarkan

Baca juga: Spanyol penjarakan pemimpin separatis Catalunya