Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum mendukung pengembangan bank sampah di Indonesia dengan menghadirkan aplikasi digital "MySmash".

"Aplikasi ini ditujukan untuk membantu operasi bank sampah sekaligus sebagai kanal distribusi asuransi jiwa mikro bagi nasabah bank sampah," kata Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia Joos Louwerier di Jakarta, Jumat.

Program yang disebut "Tukar Sampahmu, Lindungi Dirimu" ditujukan agar masyarakat yang menabung di bank sampah bisa mendaftar untuk mendapatkan fasilitas asuransi kecelakaan diri.

Disamping itu, Allianz juga menghadirkan program uang duka untuk memberikan santunan kematian melalui produk asuransi jiwa kumpulan Allianz yang dapat diakses oleh masyarakat warga Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan tingkat kelurahan.

"Program uang duka ini selaras asas gotong royong dan kekeluargaan sudah menjadi tradisi untuk dijalankan oleh masyarakat warga RT, RW & tingkat kelurahan saat salah satu dari warga masyarakat mengalami musibah atau kedukaan," kata Louwerier.

Baca juga: Asosiasi bank sampah Kota Padang hasilkan produk unggulan
Baca juga: Transformasi: Dua faktor penyebab bank sampah tidak efektif


Program "Tukar Sampahmu, Lindungi Dirimu" akan diperkenalkan kepada masyarakat di Kota Casablanka (Jakarta Selatan) dan Kelurahan Pisangan Baru (Jakarta Timur) pada 17-20 Oktober 2019.

"Kami akan melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai akses perlindungan asuransi melalui penukaran saldo tabungan di bank sampah," kata Louwerier.

Louwerier juga menjelaskan sampah plastik yang berhasil dikumpulkan di booth Allianz akan dikoordinasikan dengan bank sampah setempat untuk dikelola dan dipilah untuk didaur ulang. Setiap penukaran sampah di booth Allianz akan mendapatkan perlindungan asuransi.

Program ini dijalankan sebagai bentuk keprihatinan bahwa sekitar 65 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap harinya, hanya 7 persen yang didaur ulang, sementara 69 persen berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).

"Padahal sampah yang dihasilkan tersebut bisa memberikan nilai ekonomis untuk kita, jika dipilah dan dikelola dengan benar," ujar Louwerier.