Kabinet Jokowi-Ma'ruf dinilai bakal lebih berpihak ke sektor riil
17 Oktober 2019 16:06 WIB
Ilustrasi: Penulis buku Pancasilanomics yang juga Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta (tengah) berbincang dengan Plt Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Haryono (kiri) dan Tokoh Pemikir Pancasila Yudi Latif saat peluncuran buku Pancasilanomics "Jalan Keadilan dan Kemakmuran" di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2019). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta memperkirakan susunan kabinet Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin akan lebih berpihak kepada sektor riil.
"Khususnya ke level mikro, mungkin (kebijakan) akan lebih terasa nyata," kata Arif Budimanta dalam diskusi bertajuk "Tantangan Kabinet Baru Menghadapi Kondisi Ekonomi Global" di Jakarta, Kamis.
Menurut Arif, hal itu lantaran latar belakang profesi Ma'ruf Amin yakni ulama, yang dinilai dengan ekonomi umat, akan lebih menyasar sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
"Ini tentu beda dengan Jusuf Kalla yang dari dunia usaha. Tapi kembali lagi, spirit yang dibangun tentu juga akan menyasar yang besar dan kecil," kata Arif Budimanta.
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi mengatakan susunan kabinet baru menjadi salah satu hal yang dinanti kalangan investor.
Fithra pun menilai kinerja kementerian ekonomi Jokowi-Jusuf Kalla sudah cukup baik. Hanya saja, ia menyarankan agar kementerian sektoral bisa dipegang kalangan profesional.
"Kementerian sektoral seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian BUMN, harusnya diisi sosok profesional," katanya.
Namun tidak berarti kalangan profesional tidak boleh berasal dari partai politik. Pasalnya, kata dia, lebih banyak kalangan partai politik yang masuk pemerintahan akan semakin baik untuk menjaga stabilitas politik.
"Tapi bagaimana kemudian sosok-sosok itu bisa diterima pasar. Semoga saja dimunculkan sosok profesional karena investor akan melihat itu. Kalau investor nyaman, mereka bisa investasi," kata Fithra.
Baca juga: Rupiah cenderung melemah, tunggu susunan kabinet baru
Baca juga: Sri Mulyani: RI fokus jaga konsumsi domestik, hadapi tantangan global
"Khususnya ke level mikro, mungkin (kebijakan) akan lebih terasa nyata," kata Arif Budimanta dalam diskusi bertajuk "Tantangan Kabinet Baru Menghadapi Kondisi Ekonomi Global" di Jakarta, Kamis.
Menurut Arif, hal itu lantaran latar belakang profesi Ma'ruf Amin yakni ulama, yang dinilai dengan ekonomi umat, akan lebih menyasar sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
"Ini tentu beda dengan Jusuf Kalla yang dari dunia usaha. Tapi kembali lagi, spirit yang dibangun tentu juga akan menyasar yang besar dan kecil," kata Arif Budimanta.
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi mengatakan susunan kabinet baru menjadi salah satu hal yang dinanti kalangan investor.
Fithra pun menilai kinerja kementerian ekonomi Jokowi-Jusuf Kalla sudah cukup baik. Hanya saja, ia menyarankan agar kementerian sektoral bisa dipegang kalangan profesional.
"Kementerian sektoral seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian BUMN, harusnya diisi sosok profesional," katanya.
Namun tidak berarti kalangan profesional tidak boleh berasal dari partai politik. Pasalnya, kata dia, lebih banyak kalangan partai politik yang masuk pemerintahan akan semakin baik untuk menjaga stabilitas politik.
"Tapi bagaimana kemudian sosok-sosok itu bisa diterima pasar. Semoga saja dimunculkan sosok profesional karena investor akan melihat itu. Kalau investor nyaman, mereka bisa investasi," kata Fithra.
Baca juga: Rupiah cenderung melemah, tunggu susunan kabinet baru
Baca juga: Sri Mulyani: RI fokus jaga konsumsi domestik, hadapi tantangan global
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: