"Belum ada sosialisasi penarikan obat Ranitidin dari BPOM pada kami," kata pengelola Toko Obat Rezky, Hj Subaedah di Makassar, Kamis.
Menurut dia, penarikan obat maag itu hanya diketahui dari media sosial yang banyak menginformasikan bahaya Ranitidin yang diduga penyebab kanker, sehingga ditarik oleh BPOM.
Baca juga: Barito Utara tarik obat lambung ranitidin dari puskesmas
Baca juga: Daftar obat pengganti Ranitidin
Dinkes Cilegon cegah peredaran ranitidin di fasilitas kesehatan
Diakui stok obat maag itu masih ada, namun jika ada pembeli mencari obat itu, dianjurkan membeli obat merek lain.
"Kami tidak mau ambil risiko, nanti disalahkan atau dituntut," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga Kecamatan Tallo Daeng Ngalusu mengaku selama ini mengomsumsi obat itu, karena diberi resep obat itu oleh dokter di puskesmas setiap datang kontrol.
Berkaitan dengan hal itu, dia berharap agar pihak yang berwenang segera melakukan razia dan menarik obat itu di apotek atau di pasar agar tidak meresahkan masyarakat.
"Jangan sampai karena ketidaktahuan mereka terus membeli dan meminum obat itu," katanya.*
Baca juga: RSUD Bintan tarik semua peredaran obat ranitidin
Baca juga: Apoteker nyatakan Ranitidin hanya ada di apotek