Penanaman jagung di Lebak dipastikan mundur karena kekeringan
17 Oktober 2019 08:05 WIB
Lahan pertanian jagung di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak tidak bisa dilaksanakan gerakan tanam akibat kemarau panjang yang menimbulkan kekeringan
Lebak (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, memastikan penanaman jagung di daerah itu mundur karena terjadi kekeringan akibat kemarau panjang.
"Biasanya, petani pada Oktober sudah menanam jagung," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Petani jagung di berbagai lokasi di Kabupaten Lebak tidak bisa berbuat banyak untuk mumulai menanam jagung, karena kemarau masih berlangsung hingga saat ini.
Lahan pertanian jagung di lahan-lahan kering sulit diolah dan ditanami akibat kekeringan tersebut.
Baca juga: Produksi jagung di Lebak tembus 14.150 ton, petani untung Rp9 juta
Petani dapat menanam jagung jika memasuki musim hujan sekitar Oktober sampai Desember.
"Kami minta petani jagung agar menunda tanam, karena berdasarkan laporan BMKG diperkirakan musim hujan sekitar Desember mendatang," katanya.
Menurut dia, akibat kemarau tersebut dipastikan produksi jagung menurun sehingga berdampak terhadap pendapatan petani.
Bahkan, banyak petani menganggur karena tidak dapat mengolah lahan untuk pertanian jagung akibat kemarau.
Baca juga: Produksi jagung lebak mencapai 4.188 ton
Selama ini, produksi jagung di Kabupaten Lebak termasuk terbesar Provinsi Banten pascamenerima bantuan program upaya khusus (Upsus) jagung, kedelai dan padi.
"Kami ke depan para petani jagung jika musim kemarau akan mendapat bantuan pompanisasi bagi lokasi yang terdapat potensi air permukaan," katanya.
Ketua Kelompok Tani Jagung Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak Wawan mengatakan bahwa petani di belum mulai menanam jagung akibat kemarau panjang.
Semestinya, kata dia, petani pada Oktober itu sudah menanam jagung di lahan seluas 900 hektare, namun kini belum melaksanakan karena kekeringan itu.
"Kami berharap akhir Oktober memasuki musim hujan sehingga petani bisa melaksanakan percepatan penanaman," katanya.
Baca juga: Petani Lebak diminta kembangkan jagung manis
"Biasanya, petani pada Oktober sudah menanam jagung," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Petani jagung di berbagai lokasi di Kabupaten Lebak tidak bisa berbuat banyak untuk mumulai menanam jagung, karena kemarau masih berlangsung hingga saat ini.
Lahan pertanian jagung di lahan-lahan kering sulit diolah dan ditanami akibat kekeringan tersebut.
Baca juga: Produksi jagung di Lebak tembus 14.150 ton, petani untung Rp9 juta
Petani dapat menanam jagung jika memasuki musim hujan sekitar Oktober sampai Desember.
"Kami minta petani jagung agar menunda tanam, karena berdasarkan laporan BMKG diperkirakan musim hujan sekitar Desember mendatang," katanya.
Menurut dia, akibat kemarau tersebut dipastikan produksi jagung menurun sehingga berdampak terhadap pendapatan petani.
Bahkan, banyak petani menganggur karena tidak dapat mengolah lahan untuk pertanian jagung akibat kemarau.
Baca juga: Produksi jagung lebak mencapai 4.188 ton
Selama ini, produksi jagung di Kabupaten Lebak termasuk terbesar Provinsi Banten pascamenerima bantuan program upaya khusus (Upsus) jagung, kedelai dan padi.
"Kami ke depan para petani jagung jika musim kemarau akan mendapat bantuan pompanisasi bagi lokasi yang terdapat potensi air permukaan," katanya.
Ketua Kelompok Tani Jagung Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak Wawan mengatakan bahwa petani di belum mulai menanam jagung akibat kemarau panjang.
Semestinya, kata dia, petani pada Oktober itu sudah menanam jagung di lahan seluas 900 hektare, namun kini belum melaksanakan karena kekeringan itu.
"Kami berharap akhir Oktober memasuki musim hujan sehingga petani bisa melaksanakan percepatan penanaman," katanya.
Baca juga: Petani Lebak diminta kembangkan jagung manis
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: