Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengharapkan agar Bank Indonesia (BI) tidak menerapkan kebijakan klasik dalam mengantisipasi tekanan inflasi yang diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun nanti, yaitu dengan memperketat kebijakan moneter dan menaikkan suku bunga. "Yang terjadi kalau bunga naik, sektor riilnya macet. BI harus memprioritaskan ekonomi masyarakat," kata Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, di Jakarta, Senin. Meski tren di beberapa ekonomi internasional saat ini adalah pengetatan kebijakan moneter terkait inflasi akibat krisis energi dan bahan pangan dunia, serta krisis finansial, menurutnya, BI diharapkan bisa bertindak bijaksana. Ditambahkannya, upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat yang terpangkas oleh kenaikan harga BBM bersubsidi dengan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) belum sepenuhnya menyelamatkan ekonomi masyarakat. "Masih kurang, bayangkan saja, kenaikan harga BBM memicu kenaikan harga-harga hingga 3-4 persen di sektor konsumsi. BLT dan raskin belum bisa memenuhi," jelasnya. Meski demikian, jelasnya, pemerintah akan berupaya menjaga inflasi sesuai target pemerintah 11,2 persen, terutama pada sisi distribusi bahan-bahan konsumsi, untuk mengurangi tekanan inflasi pada bulan puasa dan hari raya. (*)