Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong pembangunan cold storage atau fasilitas ruang pendingin di berbagai daerah karena hal tersebut juga dinilai bermanfaat dalam mengantisipasi bila terjadinya paceklik ikan pada musim-musim tertentu.

"(Cold storage) akan digunakan untuk menampung ikan yang berasal dari sentra-sentra produksi sehingga pada saat musim ikan, tidak ada lagi ikan yang terbuang dan harga tidak jatuh," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam rilis di Jakarta, Rabu.

Menurut Susi Pudjiastuti, cold storage bagi musim paceklik juga dapat dapat digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan konsumsi masyarakat.

Baca juga: Menteri Susi: Gudang pendingin jangan simpan ikan ilegal

Dengan demikian, lanjut Menteri Kelautan dan Perikanan, tingkat ketersediaan ikan sepanjang tahun juga dapat terjamin dan stabilisasi harga dapat dikendalikan pula.

Salah satu cold storage yang telah dibangun KKP antara lain adalah di Muara Baru, Jakarta Utara, tepatnya di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, yang berdiri di atas lahan 8.885 meter persegi dengan luas bangunan 5.619 meter persegi.

Fasilitas yang berkapasitas hingga 1.000 ton itu terdiri dari 2 lantai dan 1 mezanin. Pemilihan lokasi di PPS Nizam Zachman, karena pelabuhan tersebut menjadi pusat produksi ikan dan tujuan pendaratan ikan dari sentra-sentra produksi ikan di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur.

Selain itu, PPS Nizam Zachman juga dinilai merupakan pusat distribusi ikan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan konsumsi dalam negeri. "Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas penyimpanan yang memadai dan mampu menjawab kebutuhan pasar," ucapnya.

Baca juga: KKP bangun "integrated cold storage" di Jember