Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengimbau kepada para e-commerce agar bisa membantu pemerintah dalam mencapai target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp140 triliun pada 2019.

Bantuan tersebut bisa dalam bentuk memberikan bimbingan atau vokasi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menjadi "offtaker" (mentor/pembina) sehingga mereka memiliki sebuah standar yang lebih baik dan bernilai tinggi.

“Kalau di sektor produktif busana perlu ada yang membantu seperti membimbing standar menjahit dan desainnya. Lebih penting lagi offtaker juga beli kalau standarnya terpenuhi,” katanya saat ditemui di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menko Darmin nilai target penyaluran KUR sektor produksi sulit dicapai

Selain itu, pihak e-commerce juga bisa menjadi salah satu pengakomodasi para pelaku UMKM yang mayoritas merupakan perseorangan sehingga bisa membentuk satu kelompok atau klaster sebab hal ini akan memudahkan pemerintah dalam pemberian KUR.

“Kami upayakan memberikan KUR kepada klaster, kelompok, dan komunitas. Selalu kami minta syarat itu supaya mereka saling kontrol satu sama lain,” katanya.

Menurut Darmin, jika peran e-commerce tersebut sudah dilakukan maka akan membentuk suatu ekosistem baru sehingga KUR dapat menjangkau pada sektor produktif dan bidang jasa secara maksimal.

Darmin menuturkan hal itu akan semakin menghasilkan tren positif apabila dilakukan pada UMKM busana fesyen dan perawatan kecantikan sebab perkembangannya dinilai lebih cepat dibandingkan sektor pertanian dan lainnya.

“Busana mungkin yang paling besar peranannya dalam industri dan ekspor kita. Kita harap e-commerce atau startup mulai lah gunakan model klaster ini,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah dorong kemandirian ekonomi dengan naikkan target KUR

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan adanya peran e-commerce tersebut menandakan bahwa sektor jasa yang berperan juga pada produksi.

Ia berharap dengan cara itu maka target KUR untuk sektor produktif sebesar 60 persen pada 2019 bisa segera tercapai sebab hingga Agustus 2019 realisasinya masih berada di angka 47 persen.

“Kalau sekarang kan agak tersendat memang jadi dengan inovasi KUR seperti ini kami harapkan bisa berkembang, ini jasa yang masuk ke produksi,” ujarnya.

Iskandar menjelaskan realisasi penyaluran KUR di bidang busana dan produk turunan selama periode Januari sampai September 2019 sudah mencapai Rp1,13 triliun. Dana tersebut diberikan kepada 45 ribu debitur.

Sedangkan sekitar 67 persen dari total KUR di bidang busana dan produk turunan itu diberikan kepada sektor industri pakaian jadi dan perlengkapan.

“Nilainya sekitar Rp770 miliar,” ujarnya.

Tahun ini pemerintah menargetkan penyaluran KUR mencapai Rp140 triliun yang 60 persennya harus diserap oleh sektor produksi. Namun realisasi KUR hingga 31 Agustus baru di angka Rp102 triliun yang diberikan kepada 3,4 juta debitur.

Baca juga: Menko Darmin sebut NPL KUR TKI sulit dikontrol