BPIP: Pancasila harus terdapat dalam peraturan perundang-undangan
16 Oktober 2019 12:04 WIB
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah) bersama Pelaksana tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Profesor Hariyono (ketiga kiri) dan Pelaksana tugas Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, Bahtiar (ketiga kanan) melakukan "salam Pancasila" di Jakarta, Rabu (16/10/2019). (ANTARA/ Abdu Faisal)
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Hariyono mengatakan Pancasila harus terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
Hariyono berpesan agar Pancasila diperlakukan seperti apa sebab pembentukannya yaitu sebagai dasar negara. Selayaknya dasar negara, berarti nilai-nilai Pancasila harus terkandung pula dalam setiap sendi peraturan yang terdapat di Undang-Undang.
"Pancasila tidak direduksi menjadi moral pribadi, namun sebagai dasar negara," tegas Hariyono dalam Rapat Koordinasi Simpul Strategis Pembumian Pancasila di Jakarta, Rabu.
Plt Kepala BPIP itu khawatir kekacauan yang terjadi belakangan ini karena Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tidak dilibatkan dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.
Menurut Hariyono, Kesbangpol tidak boleh direduksi hanya untuk mengurusi toleransi di masyarakat. Tetapi menjadi pelopor pembumian Pancasila, dimana seharusnya Pancasila terdapat di dalam peraturan perundang-undangan.
"Kesbangpol tidak boleh direduksi hanya untuk mengurusi toleransi di masyarakat. Tapi menjadi pelopor pembumian Pancasila. Padahal pancasila harus terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Karena, Pancasila menjadi penuntun bangsa Indonesia ke depan," ujar Hariyono.
Hariyono menambahkan simpul strategis pembumian pancasila kuncinya ada di Kesbangpol. "Bukan simpul mati, sehingga tidak bisa bergerak. Tapi seharusnya bergotong royong dari pikiran, tindakan dan manajemen," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Hariyono menjelaskan mengapa kata 'pembumian' sering dipakai untuk istilah mensosialisasikan Pancasila ke masyarakat.
Hal itu bukan berarti Pancasila adalah produk yang tidak pernah ada di Bumi, melainkan Pancasila adalah sebuah kerangka berpikir yang ada di Bumi yang jika tidak dirawat akan menghilang.
"Pancasila adalah produk ideologis. Suatu teoritika, yang berarti benturan antara realitas dan idealitas. Pancasila akan sulit dipahami jika diabstraksi hanya sebagai teori. Namun, ada perilaku keseharian yang pragmatis, yang tidak disadari adalah perilaku pancasila," ujar Hariyono.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Plt. Dirjen Polpum Kemendagri) Bahtiar mengatakan bahwa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tidak pernah terlepas dari urusan pembumian Pancasila.
Baca juga: Kemendagri gelar rapat koordinasi simpul strategis pembumian Pancasila
Baca juga: Mahasiswa STAI Latansa Mashiro perkuat Pancasila cegah radikalisme
Baca juga: MPR: Pemerintah intensifkan langkah merawat kebhinekaan
Hariyono berpesan agar Pancasila diperlakukan seperti apa sebab pembentukannya yaitu sebagai dasar negara. Selayaknya dasar negara, berarti nilai-nilai Pancasila harus terkandung pula dalam setiap sendi peraturan yang terdapat di Undang-Undang.
"Pancasila tidak direduksi menjadi moral pribadi, namun sebagai dasar negara," tegas Hariyono dalam Rapat Koordinasi Simpul Strategis Pembumian Pancasila di Jakarta, Rabu.
Plt Kepala BPIP itu khawatir kekacauan yang terjadi belakangan ini karena Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tidak dilibatkan dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.
Menurut Hariyono, Kesbangpol tidak boleh direduksi hanya untuk mengurusi toleransi di masyarakat. Tetapi menjadi pelopor pembumian Pancasila, dimana seharusnya Pancasila terdapat di dalam peraturan perundang-undangan.
"Kesbangpol tidak boleh direduksi hanya untuk mengurusi toleransi di masyarakat. Tapi menjadi pelopor pembumian Pancasila. Padahal pancasila harus terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Karena, Pancasila menjadi penuntun bangsa Indonesia ke depan," ujar Hariyono.
Hariyono menambahkan simpul strategis pembumian pancasila kuncinya ada di Kesbangpol. "Bukan simpul mati, sehingga tidak bisa bergerak. Tapi seharusnya bergotong royong dari pikiran, tindakan dan manajemen," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Hariyono menjelaskan mengapa kata 'pembumian' sering dipakai untuk istilah mensosialisasikan Pancasila ke masyarakat.
Hal itu bukan berarti Pancasila adalah produk yang tidak pernah ada di Bumi, melainkan Pancasila adalah sebuah kerangka berpikir yang ada di Bumi yang jika tidak dirawat akan menghilang.
"Pancasila adalah produk ideologis. Suatu teoritika, yang berarti benturan antara realitas dan idealitas. Pancasila akan sulit dipahami jika diabstraksi hanya sebagai teori. Namun, ada perilaku keseharian yang pragmatis, yang tidak disadari adalah perilaku pancasila," ujar Hariyono.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Plt. Dirjen Polpum Kemendagri) Bahtiar mengatakan bahwa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tidak pernah terlepas dari urusan pembumian Pancasila.
Baca juga: Kemendagri gelar rapat koordinasi simpul strategis pembumian Pancasila
Baca juga: Mahasiswa STAI Latansa Mashiro perkuat Pancasila cegah radikalisme
Baca juga: MPR: Pemerintah intensifkan langkah merawat kebhinekaan
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: