Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis kesejahteraan nelayan akan meningkat seiring dengan penggunaan platform digital di bidang perikanan yang memudahkan transaksi nelayan.

"Di era digital, cukup memungkinkan nelayan bisa melakukan transaksi dengan pembeli langsung melalui seluler setelah menangkap ikan, salah satunya melalui platform Supertext," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto usai melakukan penandatanganan kerja sama dengan Supertext, perusahaan asal Swedia, di Jakarta, Selasa.

Dengan menggunakan aplikasi itu, lanjut dia, nelayan dapat menjual hasil tangkapannya secara langsung kepada pembeli.

"Melalui aplikasi itu, nelayan dapat mengirimkan gambar melalui seluler yang akan terhubung ke server, lantas diteruskan ke pembeli, kemudian akan keluar harganya dan terjadi transaksi online. Jadi, nelayan tidak perlu calo lagi, dan broker lagi," paparnya.

Baca juga: Menkominfo apresiasi penggunaan aplikasi digital Nelayan Nusantara

Menurut dia, dengan kekayaan laut yang melimpah serta didukung dengan kemudahan dalam bertransaksi maka lambat laun sektor perikanan dapat membantu kinerja ekspor secara nasional.

"Semangatnya, meningkatkan kesejahteraan nelayan dan UKM perikanan. Semakin mudah nelayan tangkap bertransaksi dengan pengepul maka dapat cepat juga diproses untuk kebutuhan ekspor. Memang tidak dalam waktu cepat, tapi ke depan tentu ada efeknya bagi ekspor," ujarnya.

Ia menambahkan jumlah nelayan di Indonesia mencapai sekitar 20 juta ditambah dengan kekayaan laut, seharusnya bidang kelautan dan perikanan mencapai hasil optimal dalam menggerakkan perekonomian nasional.

Ia mengatakan pihaknya bakal segera melakukan uji coba penggunaan platform Supertext kepada nelayan-nelayan di Bali.

"Nelayan kita kalau tidak salah hampir 20 juta, kalau sepuluh persen saja yang sudah terbantu dengan Supertext maka kesejahteraan nelayan akan meningkat. Tahap awal kami akan pendekatan setidaknya kepada 50 hingga 100 nelayan ikan tuna di Bali dalam kurun waktu 3 bulan, kita lihat efektif atau tidak," katanya.

Baca juga: Dirjen PDT ajak nelayan Sumbawa manfaatkan ekonomi digital

Pihaknya bersama Supertext akan membimbing dari mulai penggunaan awal aplikasi hingga nelayan melakukan transaksi dengan pembeli langsung melalui seluler.

"Pesisir tidak semua sinyalnya bagus, jadi untuk komunikasi dengan pembeli, dengan UKM juga susah, platform Supertext bisa digunakan dengan teknologi 2G," katanya.

Selain di Bali, Yugi menambahkan penerapan platform Supertext nantinya akan dilakukan di Morotai, dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia.

CEO Supertext Martin Jacobson mengatakan platform Supertext cukup ideal digunakan di Indonesia yang memiliki teritorial perairan yang begitu luas, sama halnya dengan Swedia yang sudah mengandalkan sektor kelautan menjadi potensi ekonomi unggulan.

"Selain nelayan, platform Supertext juga bisa digunakan dan diintegrasikan dengan tim penyelamatan, angkatan laut, dan juga awak transportasi," katanya.

Baca juga: Ini jawaban atasi kemiskinan nelayan, aplikasi di era digital "M-Fish"