Kadin akan terapkan platform Supertext dorong produktivitas nelayan
15 Oktober 2019 16:48 WIB
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan Perikanan Yugi Prayanto (kanan) dan CEO Supertext Martin Jacobson (kiri) berjabat tangan usai menandatangani kerjasama penyediaan platform Supertext untuk meningkatkan produktivitas nelayan, di Jakarta, Selasa (15/10/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan menerapkan teknologi informasi dari Swedia, yakni platform Supertext dalam rangka mendorong produktivitas nelayan sekaligus bersaing pada era digital.
"Kami akan menerapkan teknologi informasi untuk pemberdayaan komunitas perikanan dan nelayan agar bersiap dan berdaya saing pada era digital," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani dalam penandatanganan kerja sama dengan Supertext dari Swedia di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keberhasilan Swedia dalam pengelolaan sektor perikanan dapat diadaptasi dan diterapkan di Indonesia, salah satunya pemberdayaan komunitas dengan penerapan teknologi komunikasi dan informasi.
"Swedia merupakan salah satu negara yang mengandalkan ekonominya dari sektor perikanan, sehingga bisa menjadi rujukan yang bagus untuk kita terapkan sistem pengelolaan kelautan dan perikanannya di Indonesia," katanya.
Ia mengharapkan dengan penerapan teknologi itu nelayan dan pembudi daya di Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan bisnis di sektor perikanan nasional.
Baca juga: Kadin harap tim ekonomi baru lanjutkan komunikasi dengan dunia usaha
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto menambahkan dengan penggunaan platform Supertext, komunitas perikanan dapat dengan mudah mendapatkan dan berbagi informasi mengenai cuaca, teknis-teknis operasional, sistem penyelamatan di laut hingga pemetaan pasar perikanan secara "real time".
"Selain sebagai pusat informasi, nelayan juga dapat terhubung langsung dengan para pembeli karena ini bisa seperti 'marketplace'," paparnya.
Ia juga berharap, teknologi itu dapat segera diserap dan dikembangkan, mengingat sektor kelautan dan perikanan nasional yang begitu potensial, serta melibatkan besarnya komunitas perikanan yang mencapai sekitar 20 juta orang.
"Tentu ini akan sangat menunjang kinerja bisnis di sektor perikanan. Kita harapkan nelayan dan pembudidaya juga bisa mengakses teknologi informasi itu dengan mudah agar produktivitas dan incomenya meningkat, juga dengan memahami aspek keberlanjutan," katanya.
Yugi Prayanto mengaku Kadin dan Supertext membutuhkan dukungan dari semua pihak terkait, diantaranya korporasi, investor, instansi dan pemerintah untuk mengimplementasikan program pemberdayaan nelayan dan pembudidaya dengan pendekatan teknologi komunikasi dan informasi agar berdaya saing di era digital.
Baca juga: Pengamat: Ekonomi kerakyatan tingkatkan kesejahteraan nelayan
Sementara itu, CEO Supertext Martin Jacobson mengatakan pihaknya antusias mendukung pemberdayaan komunitas nelayan Indonesia dengan cara meningkatkan produktivitas dan pendapatannya.
"Supertext sangat ideal digunakan di Indonesia yang memiliki teritorial perairan yang begitu luas, sama halnya dengan Swedia yang sudah mengandalkan sektor kelautan menjadi potensi ekonomi unggulan," katanya.
Selain nelayan, lanjut Martin, platform Supertext juga bisa digunakan dan diintegrasikan dengan tim penyelamatan, angkatan laut, dan juga awak transportasi.
"Kami akan menerapkan teknologi informasi untuk pemberdayaan komunitas perikanan dan nelayan agar bersiap dan berdaya saing pada era digital," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani dalam penandatanganan kerja sama dengan Supertext dari Swedia di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keberhasilan Swedia dalam pengelolaan sektor perikanan dapat diadaptasi dan diterapkan di Indonesia, salah satunya pemberdayaan komunitas dengan penerapan teknologi komunikasi dan informasi.
"Swedia merupakan salah satu negara yang mengandalkan ekonominya dari sektor perikanan, sehingga bisa menjadi rujukan yang bagus untuk kita terapkan sistem pengelolaan kelautan dan perikanannya di Indonesia," katanya.
Ia mengharapkan dengan penerapan teknologi itu nelayan dan pembudi daya di Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan bisnis di sektor perikanan nasional.
Baca juga: Kadin harap tim ekonomi baru lanjutkan komunikasi dengan dunia usaha
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto menambahkan dengan penggunaan platform Supertext, komunitas perikanan dapat dengan mudah mendapatkan dan berbagi informasi mengenai cuaca, teknis-teknis operasional, sistem penyelamatan di laut hingga pemetaan pasar perikanan secara "real time".
"Selain sebagai pusat informasi, nelayan juga dapat terhubung langsung dengan para pembeli karena ini bisa seperti 'marketplace'," paparnya.
Ia juga berharap, teknologi itu dapat segera diserap dan dikembangkan, mengingat sektor kelautan dan perikanan nasional yang begitu potensial, serta melibatkan besarnya komunitas perikanan yang mencapai sekitar 20 juta orang.
"Tentu ini akan sangat menunjang kinerja bisnis di sektor perikanan. Kita harapkan nelayan dan pembudidaya juga bisa mengakses teknologi informasi itu dengan mudah agar produktivitas dan incomenya meningkat, juga dengan memahami aspek keberlanjutan," katanya.
Yugi Prayanto mengaku Kadin dan Supertext membutuhkan dukungan dari semua pihak terkait, diantaranya korporasi, investor, instansi dan pemerintah untuk mengimplementasikan program pemberdayaan nelayan dan pembudidaya dengan pendekatan teknologi komunikasi dan informasi agar berdaya saing di era digital.
Baca juga: Pengamat: Ekonomi kerakyatan tingkatkan kesejahteraan nelayan
Sementara itu, CEO Supertext Martin Jacobson mengatakan pihaknya antusias mendukung pemberdayaan komunitas nelayan Indonesia dengan cara meningkatkan produktivitas dan pendapatannya.
"Supertext sangat ideal digunakan di Indonesia yang memiliki teritorial perairan yang begitu luas, sama halnya dengan Swedia yang sudah mengandalkan sektor kelautan menjadi potensi ekonomi unggulan," katanya.
Selain nelayan, lanjut Martin, platform Supertext juga bisa digunakan dan diintegrasikan dengan tim penyelamatan, angkatan laut, dan juga awak transportasi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: