APP Sinar Mas kerahkan lima helikopter pembom air di Sumatera Selatan
15 Oktober 2019 14:39 WIB
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan yang sekaligus menjabat sebagai Danrem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh Sonny Septiono di Palembang, Selasa (15/10/2019). ANTARA/Dolly Rosana/aa
Palembang (ANTARA) - Perusahaan Hutan Tanam Industri, APP Sinar Mas mengerahkan lima unit helikopter pembom air (waterbombing) untuk mengatasi kebakaran dan lahan di Sumatera Selatan yang telah berakibat pada kabut asap pekat dalam dua hari terakhir.
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan yang sekaligus menjabat sebagai Danrem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh Sonny Septiono di Palembang, Selasa, mengatakan unit helikopter itu melakukan pemadaman di luar areal konsesi Sinar Mas yang saat ini masih terbakar.
“Berdasarkan pantauan udara yang saya lakukan, masih ada beberapa titik api besar yakni 2 titik di Bayung Lincir (Kabupaten Musi Banyuasin) dan 6 titik di Kabupaten Ogan Komering Ilir,” kata dia yang diwawancarai setelah pelaksanaan sholat istisqoh di Pesantren Aulia Cendekia Palembang.
Baca juga: Satgas Karhutla Sumsel gelar sholat istisqo
Ia mengatakan bantuan dari perusahaan HTI itu sangat membantu, mengingat armada udara yang bersiaga di Sumsel hanya 8 unit helikopter waterbombing. Dari 8 unit itu, hanya 5 unit yang bisa dioperasionalkan setiap hari mengingat tiga unit lainnya harus diistirahatkan untuk pemeliharaan.
Untuk itu, Satgas Penanggulangan Karhutla Sumsel telah mengajukan penambahan unit helikopter waterbombing ke pemerintah pusat untuk memaksimalkan upaya pemadaman mengingat akses darat sangat terbatas.
“Setidaknya ada 10 unit yang beroperasi setiap hari. Selain itu, kami juga minta pemindahan pesawat Herkules di Riau ke Sumsel, untuk memaksimalkan upaya Teknologi Modifikasi Cuaca karena kapasitas lebih besar dibandingkan pesawat CN. Pakai Herkules bisa bawa garam di atas 4 ton, sementara pesawat CN hanya sekitar 2,4 ton,” kata dia.
Ia mengatakan semua pihak harus berjibaku untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan ini karena BMKG memperkirakan hujan diperkirakan pada awal November atau 15 hari lagi.
Baca juga: Satgas: Tiga heli pemadam karhutla dipindahkan dari Riau
Saat ini sebanyak 1.512 orang personel Satgas yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni disebar di enam kabupaten (Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Muaraenim, dan Ogan Komering Ulu), dan ditambah sekitar 11.000 orang personel TNI di tingkat Kodim.
“Bukan saatnya lagi untuk saling menyalahkan, sekarang apa yang bisa sama-sama kita perbuat. Yang ada kemampuan silakan membantu, yang tidak bisa minimal mendoakan. Dan satu lagi, jangan lagi membakar lahan,” kata dia.
Danrem juga mengimbau agar Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit untuk perusahaan-perusahaan yang terbilang belum aktif membantu pemerintah dalam penanggulangan Karhutla.
“Sebenarnya perusahaan itu bisa membantu, seperti Sinar Mas yang banyak memadamkan api justru di luar konsesinya. Mereka menyediakan 40-5- alat berat, selain juga unit helikopter waterbombing. Belum lagi Regu Pemadam Kebakarannya yang terjun ke lapangan,” kata dia.
Baca juga: Sumatera Selatan minta tambahan helikopter pembom air
Baca juga: Kapolda Riau gunakan aplikasi "Lancang Kuning" penanggulangan Karhutla
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan yang sekaligus menjabat sebagai Danrem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh Sonny Septiono di Palembang, Selasa, mengatakan unit helikopter itu melakukan pemadaman di luar areal konsesi Sinar Mas yang saat ini masih terbakar.
“Berdasarkan pantauan udara yang saya lakukan, masih ada beberapa titik api besar yakni 2 titik di Bayung Lincir (Kabupaten Musi Banyuasin) dan 6 titik di Kabupaten Ogan Komering Ilir,” kata dia yang diwawancarai setelah pelaksanaan sholat istisqoh di Pesantren Aulia Cendekia Palembang.
Baca juga: Satgas Karhutla Sumsel gelar sholat istisqo
Ia mengatakan bantuan dari perusahaan HTI itu sangat membantu, mengingat armada udara yang bersiaga di Sumsel hanya 8 unit helikopter waterbombing. Dari 8 unit itu, hanya 5 unit yang bisa dioperasionalkan setiap hari mengingat tiga unit lainnya harus diistirahatkan untuk pemeliharaan.
Untuk itu, Satgas Penanggulangan Karhutla Sumsel telah mengajukan penambahan unit helikopter waterbombing ke pemerintah pusat untuk memaksimalkan upaya pemadaman mengingat akses darat sangat terbatas.
“Setidaknya ada 10 unit yang beroperasi setiap hari. Selain itu, kami juga minta pemindahan pesawat Herkules di Riau ke Sumsel, untuk memaksimalkan upaya Teknologi Modifikasi Cuaca karena kapasitas lebih besar dibandingkan pesawat CN. Pakai Herkules bisa bawa garam di atas 4 ton, sementara pesawat CN hanya sekitar 2,4 ton,” kata dia.
Ia mengatakan semua pihak harus berjibaku untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan ini karena BMKG memperkirakan hujan diperkirakan pada awal November atau 15 hari lagi.
Baca juga: Satgas: Tiga heli pemadam karhutla dipindahkan dari Riau
Saat ini sebanyak 1.512 orang personel Satgas yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni disebar di enam kabupaten (Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Muaraenim, dan Ogan Komering Ulu), dan ditambah sekitar 11.000 orang personel TNI di tingkat Kodim.
“Bukan saatnya lagi untuk saling menyalahkan, sekarang apa yang bisa sama-sama kita perbuat. Yang ada kemampuan silakan membantu, yang tidak bisa minimal mendoakan. Dan satu lagi, jangan lagi membakar lahan,” kata dia.
Danrem juga mengimbau agar Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit untuk perusahaan-perusahaan yang terbilang belum aktif membantu pemerintah dalam penanggulangan Karhutla.
“Sebenarnya perusahaan itu bisa membantu, seperti Sinar Mas yang banyak memadamkan api justru di luar konsesinya. Mereka menyediakan 40-5- alat berat, selain juga unit helikopter waterbombing. Belum lagi Regu Pemadam Kebakarannya yang terjun ke lapangan,” kata dia.
Baca juga: Sumatera Selatan minta tambahan helikopter pembom air
Baca juga: Kapolda Riau gunakan aplikasi "Lancang Kuning" penanggulangan Karhutla
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: