Demo PMII Jember tuntut reforma agraria berakhir ricuh
15 Oktober 2019 14:32 WIB
Aksi dorong antara mahasiswa dan petugas saat unjuk rasa PMII Jember menuntut reforma agraria di halaman Kantor Pemkab jember menyebabkan pagar kantor pemkab setempat roboh, Selasa (15-10-2019). ANTARA/Zumrotun Solichah
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Demonstrasi ratusan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember menuntut reforma agraria di depan Kantor Pemkab Jember, Selasa, berakhir ricuh.
Sejumlah aktivis pingsan dan terluka akibat aksi dorong. Bahkan, pagar Kantor Pemkab Jember roboh hingga mengenai kaki salah satu anggota Satpol PP Jember.
Ratusan aktivis PMII Jember melakukan longmarch dari jalan kembar Universitas Jember menuju ke Gedung DPRD Jember dan melanjutkan aksinya di halaman Kantor Pemkab Jember, Jawa Timur.
Baca juga: Penduduk terus bertumbuh, reforma agraria makin penting
"Kami ingin menemui Bupati Jember Faida untuk menyampaikan aspirasi tuntutan kami yakni mendesak Pemkab Jember untuk segera membentuk Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan membentuk Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA)," kata koordinator lapangan Zainal Arifin.
Kericuhan tersebut berawal kekecewaan mahasiswa yang tidak ditemui oleh Bupati Faida, lalu mereka berusaha masuk ke Kantor Pemkab Jember hingga terjadi aksi saling dorong antara petugas dan mahasiswa yang menyebabkan pagar kantor pemkab roboh.
Petugas juga sempat menghadang mahasiswa agar tidak masuk kantor pemkab yang sudah roboh pagarnya. Di antara pedemo, ada yang melempar botol minuman kepada para petugas ketika menghalau mereka. Keributan terjadi karena ada mahasiswa yang jatuh terluka akibat aksi dorong tersebut.
PMII Jember sudah melakukan aksi turun jalan dan melakukan rapat dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Jember yang menyepakati bahwa Komisi A akan mendesak Bupati Jember untuk merealisasikan seluruh tuntutan yang pihaknya ajukan.
"Namun, faktanya sampai sekarang tidak ada kelanjutannya," kata Zainal Arifin.
Baca juga: Warga 103 desa di Sigi ikut konsolidasi reforma agraria
Baca juga: Staf Presiden: Transmigrasi masuk dalam pelaksanaan reforma agraria
Ia menilai DPRD setempat tidak serius untuk melaksanakan kesepakatan karena tidak adanya upaya dari DPRD untuk mendesak eksekutif untuk segera mengajukan Raperda RDTR dan membentuk GTRA sebagai instrumen reforma agraria di Kabupaten Jember.
Ketegangan antara demonstran dan petugas akhirnya mereda setelah Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal menenangkan para aktivis, kemudian mengajak perwakilan mahasiswa untuk berdialog di dalam Kantor Pemkab Jember. Mereka ditemui oleh Asisten Pemerintahan Jember Moh. Djamil.
"Saya siap menampung aspirasi adik-adik mahasiswa dan akan saya sampaikan kepada pimpinan," kata Moh. Djamil singkat.
Namun, para aktivis PMII Jember tetap mendesak agar Bupati Faida menemui mereka.
Setelah ditunggu beberapa saat tidak ada kejelasan, akhirnya mahasiswa membubarkan diri.
Sejumlah aktivis pingsan dan terluka akibat aksi dorong. Bahkan, pagar Kantor Pemkab Jember roboh hingga mengenai kaki salah satu anggota Satpol PP Jember.
Ratusan aktivis PMII Jember melakukan longmarch dari jalan kembar Universitas Jember menuju ke Gedung DPRD Jember dan melanjutkan aksinya di halaman Kantor Pemkab Jember, Jawa Timur.
Baca juga: Penduduk terus bertumbuh, reforma agraria makin penting
"Kami ingin menemui Bupati Jember Faida untuk menyampaikan aspirasi tuntutan kami yakni mendesak Pemkab Jember untuk segera membentuk Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan membentuk Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA)," kata koordinator lapangan Zainal Arifin.
Kericuhan tersebut berawal kekecewaan mahasiswa yang tidak ditemui oleh Bupati Faida, lalu mereka berusaha masuk ke Kantor Pemkab Jember hingga terjadi aksi saling dorong antara petugas dan mahasiswa yang menyebabkan pagar kantor pemkab roboh.
Petugas juga sempat menghadang mahasiswa agar tidak masuk kantor pemkab yang sudah roboh pagarnya. Di antara pedemo, ada yang melempar botol minuman kepada para petugas ketika menghalau mereka. Keributan terjadi karena ada mahasiswa yang jatuh terluka akibat aksi dorong tersebut.
PMII Jember sudah melakukan aksi turun jalan dan melakukan rapat dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Jember yang menyepakati bahwa Komisi A akan mendesak Bupati Jember untuk merealisasikan seluruh tuntutan yang pihaknya ajukan.
"Namun, faktanya sampai sekarang tidak ada kelanjutannya," kata Zainal Arifin.
Baca juga: Warga 103 desa di Sigi ikut konsolidasi reforma agraria
Baca juga: Staf Presiden: Transmigrasi masuk dalam pelaksanaan reforma agraria
Ia menilai DPRD setempat tidak serius untuk melaksanakan kesepakatan karena tidak adanya upaya dari DPRD untuk mendesak eksekutif untuk segera mengajukan Raperda RDTR dan membentuk GTRA sebagai instrumen reforma agraria di Kabupaten Jember.
Ketegangan antara demonstran dan petugas akhirnya mereda setelah Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal menenangkan para aktivis, kemudian mengajak perwakilan mahasiswa untuk berdialog di dalam Kantor Pemkab Jember. Mereka ditemui oleh Asisten Pemerintahan Jember Moh. Djamil.
"Saya siap menampung aspirasi adik-adik mahasiswa dan akan saya sampaikan kepada pimpinan," kata Moh. Djamil singkat.
Namun, para aktivis PMII Jember tetap mendesak agar Bupati Faida menemui mereka.
Setelah ditunggu beberapa saat tidak ada kejelasan, akhirnya mahasiswa membubarkan diri.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: