Palembang (ANTARA) - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan menggelar sholat sunat meminta hujan, istisqo, di Pesantren Aulia Cendekia, Palembang, Selasa pagi.

Sholat digelar di halaman pesantren dengan dipimpin Ustadz Syamsuddin, khutbah oleh KH Syarifuddin, dan diikuti oleh ratusan personel TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, para ulama, warga dan pelajar.

Danrem 044/Garuda Dempo Kolonel Arh Sonny Septiono dalam sambutannya sebelum sholat mengatakan sholat istisqo ini tercatat menjadi yang ke tiga digelar di pesantren ini.

Baca juga: Warga Palembang keluhkan asap Senin ini terparah

"Sebelumnya, begitu sudah sholat, langsung hujan turun. Harapannya juga begitu, kami bermunajat kepada Allah SWT agar hujan segera diturunkan," kata Danrem.

Ia mengatakan turunnya hujan ini sangat diharapkan karena Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika memperkirakan bahwa hujan akan turun pada awal November atau lebih kurang 15 hari lagi. Wilayah Sumsel diketahui menjadi satu-satunya daerah di Sumatera yang belum ada hujan, padahal daerah lain sudah hujan pada pekan ini.

Menurutnya, jika tanpa hujan hingga dua pekan ke depan maka akan sangat menyulitkan tim Satgas yang bekerja di lokasi terbakar karena titik panas akan semakin bertambah. Selain itu akan berdampak pada semakin tebalnya kabut asap di Sumsel.

"Ini kan perkiraan dari BMKG, tapi yang menurunkan hujan adalah Allah SWT. Kami bermunajat dengan khusyuk semoga saja dalam beberapa hari ini ada hujan," kata dia.

Baca juga: BNPB kerahkan tujuh helikopter bom air karhutla Sumsel

Ia mengatakan segala upaya sudah dilakukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di beberapa kabupaten di Sumsel.

Satgas Karhutla sudah mengerahkan 1.512 personel untuk terjun langsung ke areal terbakar.

Kemudian, dilakukan juga pemadaman dari udara menggunakan 5 unit helikopter waterbombing, dan ditambah 5 unit helikopter waterbombing milik Sinar Mas.

Lalu, juga dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca dengan menyemai puluhan ton garam di awan untuk mendorong terjadinya hujan.

"Saya patroli setiap hari patroli dari udara, dan melihat banyak sekali titik api. Helikopter waterbombing ini sudah tidak mampu lagi, tinggal hujan yang bisa memadamkan," kata Danrem.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumsel yang bersumber dari Satelit LAPAN menyebutkan jumlah titik panas pada Senin (14/10/2019) menjadi yang terparah sejak periode kemarau dengan mencapai 732 titik. Titik panas terbanyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berjumlah 437 titik.

Kondisi ini membuat Kota Palembang diselimuti kabut asap tebal sehingga Dinas Pendidikan setempat menginstruksikan libur sekolah selama tiga hari, 14-16 Oktober 2019.

Pada hari ini juga digelar sholat istisqo di setiap Koramil dan Kodim di seluruh Sumatera Selatan.

Baca juga: DPRD Sumsel minta perkuat sinergi dalam penanganan asap