Surabaya (ANTARA News) - Bayi kembar siam dengan jenis "incomplete conjoined" (bayi kembar siam tidak komplet) asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Yovansa Frenando akan dilakukan pemisahan (operasi) pada September 2008. Ketua tim dokter kembar siam RSU Dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK mengatakan, kondisi bayi kembar siam yang saat ini dirawat di IRNA (ruang Anak) khusus kembar siam di RSU Dr Soetomo dalam keadaan stabil. "Berat badan bayi kini naik dari 2,2 kg menjadi 2,7 kg, selain itu bayi itu juga sudah meminum ASI (air susu ibu)", katanya di RSU Dr Soetomo Surabaya, Jumat. Menurut dia, untuk bisa operasi, berat badan bayi kembar siam tersebut harus mencapai 5 kg dan umur minimal sekitar 10 pekan, tentunya dengan kondisi kesehatan yang stabil. "Pada bulan puasa (September) umur bayi tersebut sudah mencukupi, sehingga bisa dilakukan operasi", katanya menambahkan. Selain itu, kata dia, pekan depan, bayi tersebut juga akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk mengetahui topografi anatomi tubuh bayi. Tim radiologi juga akan melakukan "scantopografi" (mengetahui denah tubuh), agar bisa dioperasi. Bayi kembar siam yang tubuhnya tak komplit tersebut, diketahui tidak punya kepala, organ dalamnya juga tidak ada seperti jantung, usus dan organ lainnya lain. Hal itu membahayakan karena bersifat parasit, sehingga jika dibiarkan terus, maka parasit akan tumbuh besar. Untuk itu bayi parasit tersebut harus dipisahkan, karena akan bisa membahayakan pada bayi yang masih bernyawa tersebut. Menurut Agus, bayi tersebut telah melewati masa kritis berupa payah jantung. Semula dikuatirkan, payah jantung terjadi pada umur 14 hari, namun telah terlewatkan. Bahkan hingga 15 hari ini, kondisi bayi tersebut stabil. Bayi kembar siam asal Kupang tersebut adalah putra dari Yosep Elik (26) dan Yenny Elik (23) yang dilahirkan pada 19 Juni 2008 sekitar pukul 23.00 WIB. Bayi itu dirujuk di RSU Dr Soetomo pada Rabu (2/7). (*)