Jakarta (ANTARA) - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan pemerintah perlu memperbanyak diskusi tentang keindonesiaan guna merawat kebinekaan yang ada di Tanah Air.

"Pelaksanaan diskusi keindonesiaan itu tentu harus ada materi yang berguna bagi masyarakat," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Sebagai contoh, diskusi dengan masyarakat Papua tentang kesehatan atau lebih spesifik terkait ancaman malaria, penanganan dan lain sebagainya. Pada kesempatan yang sama pemerintah harus memasukkan materi tentang keindonesiaan.

"Jadi selama diskusi tentang bahaya ancaman malaria, kita juga memberikan pengetahuan tentang keindonesiaan, ini akan menumbuhkan rasa cinta Tanah Air," ujar dia.

Baca juga: Pakar sarankan persoalan kebinekaan prioritas utama Jokowi-Ma'ruf

Hal itu, minimal dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah satu kali dalam seminggu atau sebulan sekali di setiap desa yang ada di berbagai daerah.

Secara pribadi ia berpandangan hal itu belum dilakukan oleh pemerintah secara maksimal. Padahal, jika program diskusi tentang keindonesian dilakukan secara intens di berbagai daerah maka tidak akan ada lagi muncul masalah kebinekaan.

"Saya kira jika itu dilakukan dalam satu tahun pertama, maka masalah kebinekaan yang selama ini terjadi dapat dipulihkan sekitar 50 persen," katanya.

Lebih jauh, ujarnya, untuk apa pembangunan sektor ekonomi dan industri dilakukan jika suatu saat bangsa Indonesia pecah dikarenakan kurangnya rasa keindonesiaan tadi.

Terakhir, Emrus Sihombing mengimbau pemerintah dan seluruh elemen masyarakat agar dapat melaksanakan program tentang keindonesiaan di tingkat keluarga, lingkungan kerja dan lain sebagainya guna merawat kebinekaan.

Baca juga: Aliansi Kebhinnekaan ajak masyarakat Solo bebas intimidasi