Solo (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJB) mulai fokus membiayai pembangunan rumah sederhana program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sesuai dengan visi pemerintah.

"Kami mulai mengucurkan pembiayaan rumah FLPP sejak tahun ini, jadi sejauh ini baru empat pengembang rumah sederhana yang menjadi mitra kami," kata Pemimpin Cabang BJB Surakarta Bernard Aditya Respati di sela penandatanganan nota kesepahaman dengan tiga pengembang rumah FLPP di Ndalem Gondosuli, Solo, Senin.

Ia mengatakan dari awal tahun hingga saat ini BJB Surakarta baru membiayai pembangunan sebanyak delapan unit rumah sederhana. Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman tersebut diharapkan akan makin banyak rumah sederhana terbangun di Soloraya yang dibiayai oleh BJB.

Baca juga: Modal disuntik Rp2,5 triliun, SMF tambah porsi FLPP jadi 25 persen

"Kebetulan secara nasional kami masih ada kuota untuk pembiayaan KPR FLPP. Dengan tiga pengembang ini kami tidak ada batasan maksimal untuk jumlah unit rumah yang terbangun," katanya.

Ia mengatakan jika kuota yang dimiliki cabang tidak mencukupi, nantinya BJB Cabang Surakarta akan menarik kuota dari cabang lain sesuai dengan unit rumah sederhana yang terbangun.

"Untuk harganya kami sudah mengacu harga baru, Rp140 juta. Semampunya para pengembang akan kami biayai," katanya.

Baca juga: Perinus-Bank BJB jalin kerja sama permodalan nelayan

Ia mengatakan untuk prosedur pencairan pun BJB tidak mematok waktu yang lama, yaitu hanya 14 hari kerja.

"Harapannya mereka (pengembang, red) bisa segera melengkapi berkas untuk selanjutnya diajukan ke BJB agar bisa segera cair kreditnya," katanya.

Secara umum realisasi penyaluran KPR yang dikucurkan oleh BJB Cabang Surakarta dari awal hingga saat ini sudah mencapai Rp13 miliar. Meski demikian, angka ini masih didominasi oleh rumah komersial yang selama ini menjadi segmentasi utama untuk KPR BJB.

"Kalau untuk KPR FLPP realisasinya baru sekitar Rp800 juta. Saat ini yang sudah masuk kuota kami sebanyak 37 unit dan yang berkasnya sudah masuk per minggu kemarin ada 60 unit. Saat ini baru masuk antrean di pusat karena yang mengajukan kan bukan hanya Solo," katanya.

Sementara itu, pada penandatanganan nota kesepahaman tersebut tiga pengembang yang terlibat yaitu PT Adi Propertindo, PT Bumi Alam Madani, dan PT Wijitra Land Development.***1***