Yusuf Mansur targetkan Paytren jadi dan beli unicorn
14 Oktober 2019 16:18 WIB
CEO & Co-Founder PayTren, Hari Prabowo dan Owner & Founder PayTren Yusuf Mansur serta Leader Paytren berprestasi, Ngudi Hananto dan isteri saat menghadiri pemberiaan hadiah mobil dalam Program Gebyar 1000 Xpander, di Kota Bandung, Senin (14/10/2019). (Dok Ajat Sudrajat)
Bandung (ANTARA) - Pendiri penyedia layanan financial technology (fintech) PayTren Ustaz Yusuf Mansur menargetkan layanan isi ulang elektonik miliknya mampu menjadi unicorn dan membeli perusahaan unicorn.
"Kita targetnya beli unicorn, bukan lagi jadi unicorn, masa jadi unicorn. Target kita sejak saya lauching 1 Juni saya sudah umumkan kita bangsa Indonesia akan bergerak jadi bangsa investor bukan jadi yang dibeli," kata Ustaz Yusuf Mansur, di Bandung, Senin.
Ditemui seusai menghadiri pemberiaan hadiah mobil dalam Program Gebyar 1000 Xpander, ia mengatakan pihaknya tidak menampik jika ada investor yang mau bergabung dengan Paytren.
Baca juga: BRI Syariah gandeng perusahaan pembayaran digital Paytren
"Tapi bukan berarti kita ada investor, kita menolak, enggak demikian, yang penting ada kesetaraan, ada keuntungan buat kita, buat bangsa buat negara," kata dia.
Dia menilai perkembangan fintech di Indonesia masih tergolong "perawan" atau masih baru.
"Ini kan masih pemula banget, kuenya itu masih banyak banget. Makanya saya cerewet, ayo kita belajar ilmu tentang fintech, tentang digital payment, tentang internet, karena ini lagi masanya. Jangan sampai yang menikmati ini malah orang luar Indonesia," kata dia.
Saat ini, kata dia, Paytren sedang berfokus mengembangkan "kuda-kudanya" seperti pengembangan ekosistem, SDM, teknologi, perizinan dan lain-lain.
Baca juga: Yusuf Mansur ingin koperasi jadi investor besar
"Semua kita lengkapi termasuk izin yang mau datang yakni izin LKD atau lembaga keuangan digital, kemudian izin co-branding daerah-daerah," kata dia.
"Sejauh ini kita sudah kerja sama dengan Lamongan, dengan Banyuwangi dan dalam waktu yang akan datang itu segera ada 500 sekian kota itu isinya paytren," kata dia.
Dia mengatakan hari ini menjadi momentum bagi Paytren di mana mobil Mitsubishi Xpander pertama dari Program Gebyar 1000 Xpander diserahkan kepada salah satu leader dari TreniNet Community.
Pemberiaan hadiah tersebut bentuk apresiasi manajemen Paytren dalam memberikan penghargaan bagi salah satu leader berprestasinya.
Manajemen mengapresiasi hasil pencapaian Ngudi Hananto sebagai salah satu leader berprestasi yang telah berhasil meraih Mitsubishi Xpander berikut BPKB dan STNK dalam waktu kurang lebih tujuh minggu, cash tanpa riba.
TreniNet Community atau lebih dikenal dengan sebutan TreniNet merupakan komunitas dari PT Veritra Sentosa Internasional (Paytren) yang dikhususkan dan mengambil alih fungsi secara keseluruhan untuk bisnis yang menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling dengan tetap mengikuti aturan dan regulasi Pemerintah Republik Indonesia.
Paytren membangun komunitas dengan menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling atau Penjualan langsung berjenjang berdasarkan Prinsip Syariah sejak efektif berdirinya.
"Insya Allah dengan adanya Gebar 1000 Xpander di TreniNet Community akan semakin menampakkan geliatnya, akan selalu hadir dengan warna baru yang lebih positif, adaptif, dan berakhlak dalam Direct Selling serta hadir dengan produk yang memiliki keunikan," kata Yusuf Mansur.
"Kita targetnya beli unicorn, bukan lagi jadi unicorn, masa jadi unicorn. Target kita sejak saya lauching 1 Juni saya sudah umumkan kita bangsa Indonesia akan bergerak jadi bangsa investor bukan jadi yang dibeli," kata Ustaz Yusuf Mansur, di Bandung, Senin.
Ditemui seusai menghadiri pemberiaan hadiah mobil dalam Program Gebyar 1000 Xpander, ia mengatakan pihaknya tidak menampik jika ada investor yang mau bergabung dengan Paytren.
Baca juga: BRI Syariah gandeng perusahaan pembayaran digital Paytren
"Tapi bukan berarti kita ada investor, kita menolak, enggak demikian, yang penting ada kesetaraan, ada keuntungan buat kita, buat bangsa buat negara," kata dia.
Dia menilai perkembangan fintech di Indonesia masih tergolong "perawan" atau masih baru.
"Ini kan masih pemula banget, kuenya itu masih banyak banget. Makanya saya cerewet, ayo kita belajar ilmu tentang fintech, tentang digital payment, tentang internet, karena ini lagi masanya. Jangan sampai yang menikmati ini malah orang luar Indonesia," kata dia.
Saat ini, kata dia, Paytren sedang berfokus mengembangkan "kuda-kudanya" seperti pengembangan ekosistem, SDM, teknologi, perizinan dan lain-lain.
Baca juga: Yusuf Mansur ingin koperasi jadi investor besar
"Semua kita lengkapi termasuk izin yang mau datang yakni izin LKD atau lembaga keuangan digital, kemudian izin co-branding daerah-daerah," kata dia.
"Sejauh ini kita sudah kerja sama dengan Lamongan, dengan Banyuwangi dan dalam waktu yang akan datang itu segera ada 500 sekian kota itu isinya paytren," kata dia.
Dia mengatakan hari ini menjadi momentum bagi Paytren di mana mobil Mitsubishi Xpander pertama dari Program Gebyar 1000 Xpander diserahkan kepada salah satu leader dari TreniNet Community.
Pemberiaan hadiah tersebut bentuk apresiasi manajemen Paytren dalam memberikan penghargaan bagi salah satu leader berprestasinya.
Manajemen mengapresiasi hasil pencapaian Ngudi Hananto sebagai salah satu leader berprestasi yang telah berhasil meraih Mitsubishi Xpander berikut BPKB dan STNK dalam waktu kurang lebih tujuh minggu, cash tanpa riba.
TreniNet Community atau lebih dikenal dengan sebutan TreniNet merupakan komunitas dari PT Veritra Sentosa Internasional (Paytren) yang dikhususkan dan mengambil alih fungsi secara keseluruhan untuk bisnis yang menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling dengan tetap mengikuti aturan dan regulasi Pemerintah Republik Indonesia.
Paytren membangun komunitas dengan menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling atau Penjualan langsung berjenjang berdasarkan Prinsip Syariah sejak efektif berdirinya.
"Insya Allah dengan adanya Gebar 1000 Xpander di TreniNet Community akan semakin menampakkan geliatnya, akan selalu hadir dengan warna baru yang lebih positif, adaptif, dan berakhlak dalam Direct Selling serta hadir dengan produk yang memiliki keunikan," kata Yusuf Mansur.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: