Sekolah di Kotabaru canangkan perpustakaan hijau
14 Oktober 2019 15:10 WIB
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kotabaru di Kabupaten Kotabaru mencanangkan green library atau perpustakaan hijau sebagai salah satu program unggulan menuju sekolah peduli lingkungan atau adiwiyata tingkat Asia Tenggara.ANTAEAl/HO-ftr
Kotabaru (ANTARA) - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kotabaru di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mencanangkan green library atau perpustakaan hijau sebagai salah satu program unggulan menuju sekolah peduli lingkungan atau adiwiyata tingkat Asia Tenggara.
Kepala Perpustakaan MAN Kotabaru Munawarah, Senin, mengatakan konsep ini memasukkan budaya peduli lingkungan dalam program-program perpustakaan.
“Misalnya untuk pendaftaran anggota baru, siswa wajib menyerahkan tanaman,” katanya.
Kemudian ketika siswa terlambat mengembalikan buku, mereka dikenakan denda berupa bibit tanaman. Sedangkan jika ingin memperpanjang peminjaman buku, siswa harus menyerahkan sampah plastik.
“Tanaman itu untuk ditanam di kebun sekolah, sedangkan sampahnya seperti gelas air mineral bisa jadi tempat penyemaian bibit, terangnya.
Baca juga: Lewat kampanye peduli lingkungan pelajar di Malang berikan edukasi
Baca juga: Pemerintah ingin Adiwiyata jadi gerakan nasional
Pihaknya tak kesulitan menerapkan program ini karena sebagai sekolah yang menyandang predikat adiwiyata, para siswa sudah menyadari pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan.
Di sisi lain, Ketua Yayasan Fajar Timur Saijaan Aminullah sebagai fasilitator mengatakan perpusatakaan hijau MAN Kotabaru mungkin satu-satunya program perpustakaan berbasis lingkungan di Kalimantan Selatan.
“Sepengetahuan kami di sekolah lain belum ada program seperti ini, bahkan di tingkat nasional kami juga belum menemukan referensi,” ujarnya.
MAN Kotabaru meraih predikat sekolah adiwiyata mulai dari jenjang kabupaten hingga nasional. Pada 2017 sekolah ini mendapat penghargaan khusus adiwiyata mandiri karena berhasil membina sekolah-sekolah lain dalam hal kepedulian terhadap lingkungan.
“Sekarang ini lagi proses persiapan menuju sekolah peduli lingkungan level Asia Tenggara,” kata Amin.
Program perpustakaan hijau ini juga didukung kegiatan ekstrakurikuler PLKS (Peduli Lingkungan Kebersihan Sekolah) dengan kegiatan bank sampah.
“Jadi dua kegiatan ini saling bersinergi,” demikian Amin.
Baca juga: Sekolah di Yogyakarta didorong kembangkan bank sampah
Baca juga: Semua sekolah di Madiun-Jatim didorong sandang predikat Adiwiyata
Kepala Perpustakaan MAN Kotabaru Munawarah, Senin, mengatakan konsep ini memasukkan budaya peduli lingkungan dalam program-program perpustakaan.
“Misalnya untuk pendaftaran anggota baru, siswa wajib menyerahkan tanaman,” katanya.
Kemudian ketika siswa terlambat mengembalikan buku, mereka dikenakan denda berupa bibit tanaman. Sedangkan jika ingin memperpanjang peminjaman buku, siswa harus menyerahkan sampah plastik.
“Tanaman itu untuk ditanam di kebun sekolah, sedangkan sampahnya seperti gelas air mineral bisa jadi tempat penyemaian bibit, terangnya.
Baca juga: Lewat kampanye peduli lingkungan pelajar di Malang berikan edukasi
Baca juga: Pemerintah ingin Adiwiyata jadi gerakan nasional
Pihaknya tak kesulitan menerapkan program ini karena sebagai sekolah yang menyandang predikat adiwiyata, para siswa sudah menyadari pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan.
Di sisi lain, Ketua Yayasan Fajar Timur Saijaan Aminullah sebagai fasilitator mengatakan perpusatakaan hijau MAN Kotabaru mungkin satu-satunya program perpustakaan berbasis lingkungan di Kalimantan Selatan.
“Sepengetahuan kami di sekolah lain belum ada program seperti ini, bahkan di tingkat nasional kami juga belum menemukan referensi,” ujarnya.
MAN Kotabaru meraih predikat sekolah adiwiyata mulai dari jenjang kabupaten hingga nasional. Pada 2017 sekolah ini mendapat penghargaan khusus adiwiyata mandiri karena berhasil membina sekolah-sekolah lain dalam hal kepedulian terhadap lingkungan.
“Sekarang ini lagi proses persiapan menuju sekolah peduli lingkungan level Asia Tenggara,” kata Amin.
Program perpustakaan hijau ini juga didukung kegiatan ekstrakurikuler PLKS (Peduli Lingkungan Kebersihan Sekolah) dengan kegiatan bank sampah.
“Jadi dua kegiatan ini saling bersinergi,” demikian Amin.
Baca juga: Sekolah di Yogyakarta didorong kembangkan bank sampah
Baca juga: Semua sekolah di Madiun-Jatim didorong sandang predikat Adiwiyata
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: